KORANLINGGAUPOS.ID- Perkembangan didunia pertanian sampai saat ini selalu mendapat perhatian oleh para ilmuan terkait adanya setruman listrik.
Tidak hanya melakukan pengembangan pada pupuk tanaman, sekarang para peniliti juga menghadirkan terobosan baru setruman listrik yang dapat membantu mempercepat proses pertumbuhan tanaman dengan cara sentruman listrik ini.
Anehnya ketika dilakukan aliran setruman listrik, tanaman bukan malah mati namun dapat tumbuh lebih cepat.
BACA JUGA:Waspada Penyakit Ngorok Dinas Pertanian Kota Lubuklinggau Gencarkan Penyuluhan
Ide kreatif ini melebihi dari pertanian hidroponik yang mengandalkan lahan yang terbatas.
Salah satu terobosan yang dilakukan dalam pengembangan pertanian hidroponik para Ilmuwan menyebutnya sebagai eSoil, yaitu sejenis substrat yang dapat menggabungkan keberlanjutan lingkungan dengan efisiensi konduktivitas listrik.
Dalam uji laboratorium terhitung selama 15 hari yang dilakukan, tanaman sereal yang ditanam didalam eSoil dan dibandingkan dengan kelompok kontrol yang memakai wol mineral.
BACA JUGA:Warga Desa Satan Indah Jaya Berhasil Kembangkan Tanaman Mentimun
Tanaman yang berada didalam eSoil tumbuh tanpa rangsangan selama lima hari pertama, kemudian diberikan rangsangan listrik yang ringan dalam jangka waktu lima hari berikutnya sebelum dilakukan kegiatan pemanenan.
Dilansir dari Pnas.org dan New Atlas, Senin (1/1/2024), ternyata hasil yang dilakukan sesuai dengan yang diharapkan, seperti yang dijelaskan dibawah ini.
Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan ternyata pertumbuhan tanaman dalam eSoil mengalami peningkatan dengan rata-rata 50% dibandingkan dengan kelompok kontrol. Peningkatan itu dapat terlihat dari pucuk tanaman dan akar.
BACA JUGA:Tips Menanam dan Perawatan Tanaman Buah Melon Ala Sujianto
Kata Assoc. Prof Eleni Starvrinidou ternyata kita bisa membuat bibit tumbuh lebih cepat dengan sumber daya yang lebih sedikit.
Yang menjadi menarik adalah, eSoil memakai arus yang bertegangan rendah untuk dapat merangsang pertumbuhan dari tanaman, yang lebih hemat energi dan aman jika dibanding dengan pendekatan sebelumnya yang memakai listrik bertegangan tinggi.
Prof Starvrinidou mengungkapkan meskipun yang ditimbulkan adalah efek positif, mekanisme biologis yang ikut terlibat masih belum seluruhnya dipelajari.