Novri Kartini yang juga anak dari Ibu Marliah mengungkapkan bahwa mereka sudah mendatangi pihak Dirjen Dukcapil.
“Mereka mengatakan masih menunggu oposisi dari pusat, terlalu lama, minta saja pihak dari Capil itu surat pernyataan bahwa memang itu data orang yang berbeda, kemudian langsung aktifkan saja, namun memang dari pihak Disdukcapil yang tidak mau melakukan hal itu. Nah hari ini 2 Mei 2024 bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional kami datangi lagi ke Dirjen, kenapa baru mau ditandatangani ketika berita ini sudah viral, padahal masalah ini jelas-jelas bukan ulah kami, malah kami yang menjadi korban akibat peristiwa ini, apalagi bukti yang kami dapat bahwa yang pindah kewarganegaraan adalah orang yang berbeda itu kami dapatkan sendiri langsung dari Kemenkumham Pusat bukan dari Capil apalagi Kemenkumham Lubuklinggau, mereka sama sekali tidak memberi solusi,” terangnya.
Sampai-sampai pihak Dirjen itu mengatakan langsung kepada pihak Disdukcapil Lubuklinggau, ini adalah masalah kedinasan, tidak mungkin masyarakat langsung yang melayangkan surat kepada kami, seharusnya dari pihak capil yang melayani.
“Anehnya lagi ketika ingin menindaklanjuti surat yang kami layangkan ke mereka, malah pihak Disdukcapil itu meminta konsepan dari kami untuk melayangkan surat ke pusat. Masuk akal dak, masa minta surat yang nak dilayangkan ke pusat mintanya dari masyarakat?” ungkapnya.
BACA JUGA:Disdukcapil Kota Lubuklinggau Setop Layanan, Ini Penyebabnya
“Sedangkan surat yang kami layangkan ke Kemendagri itu konsepnya langsung dari Kemendagri, bukan dari Capil.
Nah sampai saat ini surat itu masih di meja Dirjen, dan mereka masih menunggu balasan dari pihak Disdukcapil, karena urutannya adalah, dari kami, ke Disdukcapil lalu ke Dirjen dan kembali lagi ke Disdukcapil, baru bisa diadakan perubahan data,” terangnya.
Maka sebagai anak, ia sangat berharap semoga urusan ini cepat selesai.
“Kami tunggu sampai dengan hari Jumat, karena kami sangat membutuhkan berkas orang tua kami, kemudian sebagai pelayan masyarakat harus lebih baik, dijaga etika dan attitude jangan semaunya saja,” harapnya.
BACA JUGA:Libur Pelayanan Disdukcapil Tetap Buka
Marliah, selaku korban yang dirugikan dalam hal ini memberikan keterangan bahwa dirinya memang tidak pernah mengusulkan pindah kewarganegaraan baik dari RT maupun Capil, padahal dia adalah seorang Guru PNS di Lubuklinggau.
Dirinya mengaku masalah ini memang sudah lama terjadi dan sengaja tidak mau memviralkan ke media, karena ia merasa mendapat pelayanan dan perlakuan yang kurang baik dari pihak Capil, akhirnya ia menyetujui masalah ini dinaikkan ke media.
“Seringkali saya mendatangi pihak Disdukcapil untuk mengurus perkara ini secara baik-baik, malah pernah mengajak Ketua RT, tetap mendapat respon yang tidak baik, malah pernah dimarah karena terlalu sering pergi ke sana, akhirnya saya pun menangis,” ungkapnya.
“Harapan saya tidak terlalu banyak, saya ingin dikembalikan lagi hak Kewarganegaraan sebagai warga Indonesia, saya tidak akan menuntut apa-apa dalam perihal ini, tapi jika sudah benar-benar capek, tidak menutup kemungkinan akan saya tuntut, karena seluruh prosedur sudah saya ikuti dengan baik selaku warga negara Indonesia,” tuturnya.(*)