BACA JUGA:Kunjungi TP PKK Jatimulyo Yogyakarya, Triana Sandi Fahlepi Studi Tiru Kegiatan B2SA
Menurutnya mengenai surveilans migrasi khususnya terhadap warga pendatang dari daerah endemis Malaria diantaranya warga dari Papua.
Diakuinya sejak Kabupaten Musi Rawas eliminasi penyakit Malaria tahun 2022.
Pada tahun 2023 ditemukan ada kasus Malaria namun bukan warga Kabupaten Musi Rawas tapi pendatang dari Papua mereka bekerja di perusahan perkebunan.
"Sejak elinasi tahun 2019 pada tahun 2023 ada kasus inpor dari Papua," akunya.
Iwan menegaskan setelah dinyatakan elimonasi Malaria bukan berarti Kabupaten Musi Rawas aman dari Malaria, tapi tetap kita lakukan upaya Surveilans Migrasi Malaria. Surveilans Migrasi Malaria adalah pemantauan mobilisasi penduduk, contohnya ada orang yang datang dari daerah endemis seperti dari Papua perlu didilakukan skrining Malaria.
BACA JUGA:Bupati Musi Rawas : Pemimpin yang Suka Berbohong, Maka Tidak Perlu Dipilih Lagi
Jadi ketika ada pendatang yang masuk ke Musi Rawas maka petugas Puskesmas terdekat daerah tersebut yang melakukan skrining Malaria.
Hal itu penting sekali pengendaliannya melakukan pemantauan penduduk dari luar daerah khsusnya dari daerah endemis Malaria.
Secara umum gejala Malarua ditandai deman, mengigil, sakit kepala, berkeringat banyak, lemas, pegal linu, gejala anemia atau kurang darah, serta mual dan muntah.
Malaria adaalah penyakt yang disebabkan oleh parasit Plasomodium. Penyakit Malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinveskisi parasit Plasomodium.
BACA JUGA:Program RTLH APBD Kabupaten Musi Rawas Mulai Dikerjakan
Untuk pencegahan penyakit Malaria diantaranya dengan menggunakan kelambu ketika tidur, memakain pakan serba panjang seperti celana panjang, baju lengan panjang selama beraktifitas. HIdnari meletakan pakaian basah di dalam rumah karerna dapat menjadi tenpat persebunyian nyamuk.
lakukan langkah 3 M yakni menguras tempat penampunagn air, mengubur barang bekas dan mendaur ulang barang bekas. (*)