“PLN terus berupaya menghadirkan listrik yang tidak hanya andal, tapi juga berkelanjutan. Di tengah upaya transisi energi, PLN terus mengembangkan pembangkit berbasis energi baru dan terbarukan dengan menerapkan inisiatif keuangan yang prudent dan kokoh,” jelas Darmawan.
Sementara itu, PLN juga secara masif mendorong implementasi biomassa atau co-firing PLTU sebagai substitusi batu bara.
Hingga akhir 2023, program biomassa telah diimplementasikan pada 43 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PLN dengan memanfaatkan lebih dari 990 ribu ton co-firing atau meningkat 69 persen dibanding 2022 yang hanya sebesar 586 ribu di 36 PLTU.
Melalui pemanfaatan co-firing ini PLN dapat menghasilkan energi listrik sebesar lebih dari 1 juta megawatt-hour (MWh) pada tahun 2023 meningkat hampir 2 kali lipat dari tahun sebelumnya sebesar 599 ribu MWh.
BACA JUGA:Daftar Terbaru Harga iPhone 11, 12, hingga 15 Pro Max Per Juni 2024
"Teknologi co-firing merupakan sebuah terobosan dalam transisi energi di tanah air. Sebab, dengan teknologi ini, banyak manfaat yang didapatkan.
Selain pengurangan emisi juga akan mengurangi penggunaan energi fosil. Lebih dari itu, co-firing juga mendorong perekonomian kerakyatan lewat keterlibatan langsung masyarakat dalam pengembangan biomassa," kata Darmawan.
Ke depannya, program ini akan terus dilakukan secara masif di mana pada 2025 mendatang, implementasi _cofiring_ ditargetkan dapat dilakukan pada 52 PLTU.
Komitmen mendorong transisi energi yang dilakukan PLN terbukti mendapatkan dukungan dari masyarakat melalui tingginya minat terhadap layanan Renewable Energy Certificate (REC) yang merupakan pengakuan internasional atas penggunaan listrik bersih bagi pelanggan.
Jumlah transaksi REC pada tahun 2023 berhasil mencapai 3.378 transaksi, meningkat 69,67 persen lebih tinggi dibandingkan tahun 2022 yang sebesar 1.991 transaksi.
Total energi listrik yang dimanfaatkan oleh masyarakat mencapai 3,54 juta MWh meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya sebesar 1,76 juta MWh.
Peningkatan pengguna REC juga mendongkrak pendapatan perseroan dari REC sebesar Rp61 miliar menjadi Rp124 miliar.
"Dalam mendorong transisi energi di Indonesia PLN tidak bisa menghadapinya dengan suasana kesendirian, perlu adanya kolaborasi dari seluruh pihak.
BACA JUGA:Jadi Buyer Australia, Beguyur Kopi Pagaralam Mitra Binaan PLN UID S2JB Siap Menjadi Suplayer Utama
Oleh karena itu PLN akan terus mengoptimalkan setiap potensi yang ada untuk terus menghadirkan energi bersih bagi masyarakat," pungkas Darmawan. (*)