LUBUKLINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID - Saat ini Angkotan Kota (Angkot) di Kota Lubuklinggau makin ditinggalkan.
Pemasukan sopir angkot saat ini banyak berkurang karena penumpang yang sepi.
Padahal dulu ada tiga angkot dengan jurusan yang berbeda, angkot jurusan Pasar Inpres - Megang berwarna biru, angkot jurusan Pasar Inpres - Watas berwarna hijau dan angkot jurusan Pasar Inpres-Simpang Periuk berwarna kuning.
Lambat laun angkot jurusan Pasar Inpres - Megang berwarna biru, angkot jurusan Pasar Inpres - Watas berwarna hijau mulai menghilang. Kini sulit menemukan kedua angkot ini.
BACA JUGA:Sepi Penumpang Angkot Makin Ditinggalkan Penumpang
Yang masih bertahan sampai saat ini angkot jurusan Pasar Inpres-Simpang Periuk berwarna kuning.
Sopian (45), sopir angkot yang mengaku sudah menjadi sopir angkot jurusan Pasar Inpres-Simpang Periuk sejak tahun 2006.
Menurutnya mereka sepi penumpang sejak harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pertelite mengalami kenaikan.
"Yang pasti sejak minyak naik dan banyaknya ojek atau taksi online kami mulai sepi penumpang. Sampai sekarang sepi terus penumpangnya," ungkap Sopian saat dibincangi, kemarin.
BACA JUGA:Angkot Membawa Penumpang di Atas Atap Mobil Ditertibkan
Ia dan sopir angkot lainnya tentu berharap ada perhatian dari pemerintah. Ada solusi untuk mereka agar narik angkot jadi ramai lagi.
"Sekarang paling emak-emak yang naik. Pelajar sudah banyak pakai motor sendiri, atau naik bus pelajar. Ya harapan kita ada solusi lah kedepan, apa kami dibuatkan terminal khusus, atau tarif disesuaikan atau bisa juga rute yang diperjelas lagi," tegasnya.
Ia sendiri narik angkot milik orang lain, sehingga setiap hari ia harus ada setoran ke pemilik mobil sebesar Rp 50.000.
"Sisa beli minyak kadang sampai Rp 100 ribu per hari dan setoran Rp 50 ribu baru punya kita. Ya dapatlah untuk makan sehari-hari, kadang Rp 70 ribu. Untuk sekedar beli beras sekilo atau dua kilo masih dapat," ungkap Sopian, kemarin.
BACA JUGA:Tergerus Taxi Online, Sopir Angkot Lubuklinggau Pesan ini ke Pemerintah