Adapun cara mengatasinya, kata Psikolog Irwan yaitu, pertama memberikan waktu me time untuk mengadaptasi diri seorang ibu tersebut, menenangkan dirinya, kasih waktu ibu untuk sendiri. Hal tersebut supaya stresnya bersirkulasi.
Kedua support dari suami, mertua, orang terdekat bahwa ini sebuah fase terjadi perubahan hormon kepada diri seorang ibu tersebut yang seharusnya bahagia karena diamanahkan dengan bayi, dengan disikapi lebih positif.
“Seorang ibu yang baru melahirkan jangan dibuat bersedih dan khawatir dengan berpikir seperti, nanti anakku gimana makanannya dan lain sebagainya. Bisa juga menggunakan pendekatan religius bahwa ini amanah Allah memberi rezeki ini jadi gak usah khawatir. Nah itu bisa menguatkan ibu-ibu yang mengalami baby blues itu,” paparnya.
Lanjut Psikolog Irwan, untuk resiko dari gejala baby blues biasanya tergantung dengan riwayat ibunya. Jadi baby blues ini punya efek yang negatif jika riwayat ibu tersebut pernah mengalami anxiety (rasa cemas yang tinggi atau mengalami depresi yang panjang atau mengalami bipolar) kemudian hamil lalu menjadi resiko yang lebih tinggi dibanding ibu-ibu yang tidak ada riwayat penyakit tersebut.
BACA JUGA:10 Tanda-Tanda Bayi Mengirim Sinyal Lapar dalam Kandungan Saat Ibu Puasa
Perlu diingat, Psikolog Irwan berpesan, ibu yang diamanatkan seorang buah hati berarti Tuhan sudah memberikan kepadanya untuk bisa hamil. Kemudian melahirkan maka sayangi bayi itu.
Bagi seorang ibu jangan khawatir menghadapi baby blues, karena Allah (Tuhan Yang Maha Esa) senantiasa menjaga dengan baik.
Sementara untuk para suami, kondisi ibu ini sedang tidak stabil karena ada perubahan hormon.
Dimana menghadapi seorang ibu yang baru melahirkan agar terhindar dari baby blues itu tergantung dengan kehadiran suami ataupun keluarga.
BACA JUGA:4 Penyebab Bayi Tidak Mau Menyusu ASI Dan Cara Mengatasinya
“Apakah menjadi suami yang bisa menentramkan? Misalkan respect membantu istri yang dalam kondisi sudah melahirkan yang biasanya gak bisa mandi atau operasi sesar. Nah suaminya bisa mengelap badan istrinya supaya tidak stres atau memijat kaki istri atau memijat kepala istrinya. Hal ini butuh support (dukungan) seperti inilah yang bisa memperkuat tubuh dan jiwa si ibu,” jelasnya.(*)