KORANLINGGAUPOS.ID - Pesantren Modern Ar-Risalah Lubuklinggau menggelar Pelatihan Tahsin Metode Utsmani untuk para guru Qur'an Jumat 2 Agustus 2024.
Acara tersebut berlangsung di ruang VVIP Gedung Auditorium Putra Sohe.
Pelatihan ini dibuka Kakak Guru KH Moch Atiq Fahmi Alhadi, Lc., M.Ag., Gr, yang juga merupakan Pimpinan Pesantren Modern Ar-Risalah.
Hadir dalam acara itu, Direktur Pesantren Modern Ar-Risalah Ustadz Budi Satriadi, Lc., M.Pd., dan Manager HRD Amrina Rosyada Alhadi, M.Pd.
BACA JUGA:Agar Anak Sukses Pendidikannya di Pesantren Modern Ar-Risalah, Orang Tua Diminta Pegang Kunci 5 S
Saat diwawancara KORANLINGGAUPOS.ID, Kakak Guru KH Moch Atiq Fahmi menjelaskan, pelatihan ini diadakan bertujuan untuk meningkatkan kualitas bacaan dan pemahaman Al-Qur'an bagi para guru, sehingga dapat mendukung terciptanya generasi santri yang lebih unggul dan berakhlak mulia.
Pada kesempatan tersebut, Kakak Guru KH Moch Atiq Fahmi menjelaskan tentang Pelatihan Metode Maisuro yang merupakan buah pemikiran Dr Ahmad Fathoni, LC, MA.
Kakak guru menjelaskan, Pelatihan Metode Maisuro diberikan untuk guru-guru dalam rangka memperkaya ilmu dalam mempersiapkan diri untuk mengajar para santri .
“Jadi Pelatihan Metode Maisuro ini diberikan dalam rangka perluasan ilmu. Agar guru makin faham tentang sifat dan makharijul huruf. Sehingga saat mendidik para santri mereka bisa mencontohkan dengan benar bukan sekedar bisa bunyi tapi benar bunyinya,” jelas Ustadz Fahmi.
BACA JUGA:Santri Pesantren Modern Ar-Risalah jadi Paskibraka Kota Lubuklinggau 2024
BACA JUGA:Murid SDIQ Ar-Risalah Borong Juara, akan Mewakili Lubuklinggau dalam FLS2N Tingkat Provinsi Sumsel
Pelatihan ini sengaja diadakan mumpung masih diawal santri mondok di SMP maupun SMA Ar-Risalah Lubuklinggau, sehingga bacaan Al-Quran santri bisa dibenahi.
Dengan mendapatkan pelatihan ini diharapkan guru bisa menguasai ilmu dengan baik dan menguasai /menyelami santri dengan metode yang baik, supaya ngaji Qurannya bisa dengan kemudahan-kemudahan.
“Karena ngajar anak Baca Alquran itu ice breakingnya beda dengan mata pelajaran umum. Biasanya ice breaking saat mengajar Al-Quran ya keaktifan santri dalam menyebutkan huruf, santri akan banyak bersuara. Sehingga mereka tahu tempat huruf yang ada di lidah dan tenggorokan. Dengan pelatihan ini diharapkan guru bisa menciptakan suasana belajar Al-Quran yang menyenangkan,” tuturnya.