KORANLINGGAUPOS.ID-Hari Guru Nasional diperingati Bangsa Indonesia Senin 25 November 2024.
Memaknai momen penting ini, Pimpinan Pesantren Modern Ar-Risalah Lubuk Linggau Kakak Guru KH Moch Atiq Fahmi, Lc, M.Ag, Gr mengungkapkan guru sejatinya adalah sosok yang sangat mulia.
“Ya, guru itu sosok yang sangat mulia, karena guru penerus langkah perjuangan baginda Nabi Muhammad SAW dari kebodohan. Sebagaimana hadits Riwayat Imam Darimiy dan Abu Daud, Nabi bersabda tidak lain aku diutus untuk menjadi seorang guru pemberi ilmu,” tutur Kakak Guru Atiq Fahmi.
Dalam hadits yang sama, jelasnya, diceritakan Nabi Muhammad SAW pernah masuk dalam satu masjid yang di dalamnya ada dua majlis.
BACA JUGA:Peringatan Hari Guru Nasional 2024, Plt Kadisdik Musi Rawas Apresiasi Jasa Guru
BACA JUGA:SMPN Air Lesing Peringati HUT PGRI ke-79 dan Hari Guru Nasional Tahun 2024
Yaitu majlis dzikir dan majlis ilmu.
Kemudian Nabi Muhammad SAW lebih memilih majlis ilmu.
“Kewajiban seorang manusia adalah melepas diri ketidaktahuan terutamanya tentang kebenaran. Seorang dokter salah diagnosa kemudian salah memberikan obat bisa mengancam nyawa apalagi urusan kehidupan yang akan berakhir dengan tanggung jawab yang besar yaitu neraka atau surga. Maka untuk melepas ketidaktahuan tersebut guru adalah wasilah yang wajib ada. Imam Maliki berkata ‘Siapa yang menuntut ilmu tanpa guru maka gurunya adalah syaiton’,” tegas Ustadz Fahmi.
Maka, pesan Ustadz Fahmi untuk para guru, jangan jadikan HAM penghalang semangat dalam mendidik para siswa.
BACA JUGA:Berikut Logo, Tema, dan Makna Peringatan Hari Guru Nasional 2024
“Jangan jadikan beberapa sikap oknum orang tua pelebur ketulusan hati kita untuk menegur dan memilih punish yang mendidik para siswa kita. Ingat kita kejar adalah ridho Allah bukan kepuasan para wali siswa dan pertanggungjawaban terberat adalah di sisi Allah bukan amarah yang oknum orang tua sambil menyeret beberapa guru ke penjara,” jelasnya.
Tak hanya itu, Kakak Guru KH Moch Atiq Fahmi juga berpesan pada orang tua.
“Pesan saya untuk orang tua, pertama, pahami dulu kesalahan putra putri kita sebelum kita membabi buta menyalahkan sikap gurunya. Kedua, anggaplah para guru adalah partner kita dalam mendidik anak-anak kita bukan sebagai suruhan apalagi musuh apalagi memandang hina pekerjaan guru hanya karena gaji mereka yang kecil. Ketiga, berkoordinasilah dengan guru-guru jika ada yang perlu dikoordinasikan karena salah mereka dalam memberikan hukuman jaduh lebih baik daripada membiarkan anak-anak terjerumus dalam kesalahan,” ungkapnya.