Pihak sekolah sangat membutuhkan perhatian dari Pemerintah supaya bisa memberikan solusi dan segera menindaklanjuti masalah tersebut.
Seperti yang kita tahu masalah pembagian 2 shift jam belajar dan mengajar di sekolah memang masih bisa dilaksanakan.
Namun yang menjadi sebuah permasalahan adalah tidak kondusifnya waktu belajar untuk peserta didik.
BACA JUGA:Sekolah Dian Harapan Kunjungi SDN 66 Lubuklinggau
Supaya belajar dan mengajar kondusif tentunya setiap sekolah harus memiliki lokal yang cukup dan memadai sehingga semua peserta didik sistem pembelajaran dan suasana belajarnya sama rata.
Peserta didik yang masuk sekolah shif pagi memiliki semangat belajar yang masih fresh ditambah lagi suasana hari yang masih sejuk dan ketika siang hari peserta didik bisa beristirahat di rumah ataupun mengisi kegiatan yang bermanfaat lain.
Sedangkan peserta didik yang masuk pada siang hari tentu terasa sangat berbeda, dimulai dari matahari yang terik kemudian semangat belajar yang jauh lebih menurun sehingga timbulnya rasa kantuk dan rasa boring (jenuh,red) peserta didik ketika belajar.
Lalu jika dilihat dari sisi guru yang mengajar peserta didik pada shift siang hari pasti merasakan lelah, hal ini terlepas dari tugasnya sebagai seorang tenaga pendidik.
BACA JUGA:Asah Keterampilan dan Kemandirian Anak, SDN 4 Muara Beliti Ikut Kemah BERAKSI
Maka untuk itu sekolah sangat minta diperhatikan mengenai kurangnya ruangan untuk segera diatasi sehingga peserta didik dan guru sama-sama mempunyai rasa senang dan semangat yang sama ketika kegiatan belajar dan mengajar.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kota Lubuklinggau Firdaus Abky menjelaskan, pembangunan lokal belajar di sekolah yang kekurangan ruang pasti diupayakan supaya semua siswa bisa masuk pagi. Namun mengingat anggaran yang masih belum memungkinkan untuk membangun lokal sekolah.
“Ya tentu kita laksanakan dan itu tentunya nanti berdasarkan survei lingkungan tentang kebutuhan melalui survei dan data lapangan,” ungkapnya kepada Harian Pagi Linggau Pos.
Kemudian juga dengan mempertimbangkan cukupnya anggaran, maka pihak Pemerintah akan mencari jalan keluar permasalahan kurangnya ruangan beljar yang disampaikan oleh pihak sekolah.
BACA JUGA:Simak Jadwal Lengkap SNBP 2024
Dengan menggunakan perencanaan berbasis data artinya pembangunan atau penambahan ruangan menyesuaikan ketika memang ada data sekolah yang valid dengan survei lapangan.
“Jadi ketika memang anggarannya sudah ada tetap akan kita laksanakan penambahan ruangan. Tapi kalau belum ada yang jadi salah satu jalan keluarnya kita buat 2 shift pagi dan siang. Tetap kita laksanakan penambahan penambahan dan upaya-upaya lain,” jelasnya.(hpd)