KORANLINGGAUPOS.ID- Angka pengangguran di Indonesia, khususnya dari lulusan perguruan tinggi, menunjukkan tren yang cukup memprihatinkan dalam satu dekade terakhir.
Data BPS mencatat, jumlah pengangguran dari kategori lulusan universitas meningkat drastis dari 495.143 orang pada 2014 menjadi 981.203 orang pada 2020.
Meski sedikit menurun menjadi 842.378 orang pada 2024, angka pengangguran ini tetap menunjukkan bahwa gelar sarjana belum menjadi jaminan kemudahan mendapatkan pekerjaan.
Faktor Penyebab Pengangguran Sarjana
BACA JUGA:Lowongan Kerja Tambang Januari 2025, Ini 3 Perusahaan Buka Peluang untuk Pengangguran
1. Pandemi COVID-19
Lonjakan jumlah pengangguran pada 2020 tak lepas dari dampak pandemi COVID-19.
Dunia kerja mengalami kelumpuhan, perusahaan membatasi rekrutmen, bahkan banyak yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
2. Ketidaksesuaian Ekspektasi dan Realitas
Lulusan sarjana sering kali memiliki ekspektasi tinggi terhadap pekerjaan.
BACA JUGA:Jadi Kurir Sabu, Seorang janda dan Pemuda Pengangguran di Lubuk Linggau Ditangkap Polisi
Namun, realitas di pasar kerja tidak selalu sesuai dengan harapan.
Hal ini membuat mereka cenderung memilih menganggur lebih lama dibandingkan lulusan SMA atau diploma.
3. Minimnya Keterampilan Praktis
Kurikulum pendidikan tinggi di Indonesia sering kali lebih berorientasi pada teori daripada keterampilan praktis.