Di tengah kontroversi, beberapa pihak memberikan klaim dan bantahan terkait pembangunan pagar ini.
1. Klaim Jaringan Rakyat Pantura (JRP)
Koordinator JRP, Sandi Martapraja, mengungkapkan bahwa pagar laut ini dibangun secara swadaya oleh masyarakat setempat sebagai tanggul mitigasi bencana abrasi dan tsunami.
Ia menyatakan bahwa tujuan utama pagar ini adalah untuk melindungi kawasan pesisir dari kerusakan lingkungan.
BACA JUGA:Penjelajah Samudra, 4 Game Simulator Kapal Laut Android Terbaik, Siap Jadi Nakhoda?
2. Bantahan PIK 2
Manajemen Pantai Indah Kosambi (PIK 2) membantah tuduhan bahwa mereka terlibat dalam pembangunan pagar laut tersebut.
Perwakilan mereka, Toni, menegaskan bahwa pengembangan kawasan PIK 2 tidak mencakup aktivitas pemagaran laut.
Keberadaan pagar laut ini menimbulkan dampak yang signifikan, khususnya bagi nelayan lokal.
BACA JUGA:Dunia Bawah Laut, 5 Game Kapal Selam Android Terbaik, Realistis Seperti Sedang Berada Didalam Laut
Aktivitas penangkapan ikan mereka terganggu akibat terbatasnya akses ke perairan.
Selain itu, ekosistem pesisir berpotensi rusak akibat perubahan aliran air laut yang disebabkan oleh pagar tersebut.
Kontroversi pagar laut di Tangerang masih menjadi misteri yang belum sepenuhnya terpecahkan.
Meskipun beberapa pihak mengklaim pembangunan ini dilakukan untuk tujuan mitigasi bencana, legalitas dan dampaknya terhadap lingkungan serta masyarakat tetap menjadi perhatian utama.
BACA JUGA:6 Fakta Menarik Air Terjun Terbesar di Dunia Ada di Dalam Laut Loh!
Investigasi lebih lanjut diperlukan untuk memastikan siapa yang bertanggung jawab atas kasus ini.