PALEMBANG, KORANLINGGAUPOS.ID - Ziarah ke Kawah Tengkurep dan komplek makam Kambang Koci menjadi agenda puncak Haul dan Ziarah Kubro Palembang Darussalam tahun 2025. Komplek Kambang Koci konon katanya memiliki nilai historis sejarah Kota Palembang.
Dilansir KORANLINGGAUPOS.ID dari SUMEKS.CO, lokasi komplek pemakaman Kambang Koci tidak jauh dari Kawah Tengkurep komplek pemakaman raja di masa Kesultanan Palembang Darussalam, tepatnya terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan Kelurahan 3 Ilir Kecamatan Ilir Timur II, Kota Palembang.
Penamaan Kambang Koci katanya berasal dari dua suku kata yakni Kambang yang artinya Kola, serta Koci atau perahu yang mana penduduk setempat menyebutnya sekoci.
Hal itu ditambah dengan cerita masyarakat setempat bahwa dulunya wilayah tersebut adalah tempat untuk mencuci perahu atau sekoci. Sehingga tempat tersebut dikenal Kambang Koci yang dikenal hingga saat ini.
BACA JUGA:HUT PIPAS ke-21, Ibu-Ibu Pemasyarakatan Lapas Narkotika Muara Beliti Gelar Ziarah dan Baksos
BACA JUGA:Jamaah Umroh BMMT Travel dari Muratara Masih Ziarah City Tour di Kota Madinah
Sama dengan Kawah Tengkurep, Kambang Koci merupakan areal pemakaman raja atau sultan garis keturunan masa Kesultanan Palembang Darussalam.
Berdasarkan sejarahnya pemakaman Kambang Koci terdapat beberapa makan putra puti Sultan Mahmud Badaruddin I Jaya Wikrama pendiri Kesultanan Palembang Darussalam.
Disebutkan tanah tempat berdirinya beberapa makam Kambang Koci merupakan tanah wakaf dari Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo yang diserahkan pada tahun 1735.
Wakaf tersebut untuk pemakaman khusus anak cucu serta menantunya dalam bahasa Palembang disebut "Ungkonan".
BACA JUGA:Jamaah Umroh Muratara Ziarah ke Masjid Quba, Kebun Kurma, Jabal Uhud
BACA JUGA:Jamaah Umroh Muratara Ziarah ke Makam Rasulullah Hingga ke Masjid Para Sahabat Nabi
Selain makan para kerabat raja atau Sultan Dari Kesultanan Palembang Darussalam, turut dimakamkan beberapa Aulia atau keturunan Rasulullah.
Beberapa Habaib yang dimakamkan di Kambang Koci antara lain Al-'Arif Billah Al Habib Syeikh bin Ahmad bin Shahab yang merupakan ulama besar pada masanya dan dianugerahi tanah yang luas dari daerah Kuto sampai Kenten.
Lalu, Al-Arif Billah Al-Habib Ibrahim bin Zein bin Yahya (w.1790 M), merupakan ulama besar yang memahami ilmu fiqh. Beliau adalah menantu Sultan Mahmud Badaruddin I yang beristrikan Raden Ayu Aisyah Binti Sutan Mahmud Badaruddin I.