MUSI RAWAS, KORANLINGGAUPOS.ID – Petani yang tergabung dalam kelompok Tani (Poktan) Dewi Sinto II Bersama dengan Petugas Penyuluhan Pertanian Lapangan (PPL) Desa L Sidoharjo Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas (Mura) kembali melakukan monitoring tanaman padi.
Kegiatan monitoring sendiri itu lebih intensif dilakukan karena musim hujan seperti saat ini sangat mempengaruhi sektor pertanian, terutama tanaman padi, dengan curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) berkembang dengan pesat.
Selaku PPL Desa L Sidoharjo, Sudarmoko, SP menjelaskan jika kegiatan monitoring seperti ini sendiri dilakukan untuk memastikan tanaman padi milik petani, itu bebas dari serangan OPT. Apa lagi dengan kondisi cuaca musim hujan seperti saat ini.
“Apa lagi seperti saat ini OPT dapat berkembang dengan pesat, jika tidak ditangani dengan baik. Hal ini tentunya bisa menyebabkan kerusakan pada tanaman padi sehingga mengakibatkan para petani bisa mengalami gagal panen dan juga mengganggu persediaan beras lokal,” kata Sudarmoko kepada KORANLINGGAUPOS.ID, Jumat 14 Maret 2025.
Setelah dilakukan monitoring terhadap tanaman padi di kelompok Tani Dewi Sinto II, ditemukan hama Penggerek batang padi/sundep. Namun populasinya tidak banyak dan juga sudah dilakukan pengendalian dengan melakukan penyemprotan oleh petani
Saat ini tanaman padi di Poktan Dewi Sinto II sendiri itu sudah berusia 56 hari setelah tanam (HST). Selain itu di poktan ini para petani menggunakan tiga varietas tanaman padi seperti Varietas bioni, varietas 47, varietas Thailand, untuk luas lahan sendiri sekitar 23 hektar.
Biasanya hama dan penyakit yang sering timbul di saat musim penghujan seperti saat ini, diantaranya itu, penyakit blas, dengan memiliki gejala yang terdapat pada daun, batang, malai dan gabah, pada daun, penyakit ini dapat menyebabkan bercak berbentuk belah ketupat dengan ujung yang lancip dan berwarna kelabu dengan tepi daun berwarna coklat kemerahan.
Bahkan penyakit ini juga bisa menyebabkan tangkai menjadi busuk dan mudah patah, kemudian gabanya yang dihasilkan menjadi kosong dan terdapak bercak kecil berbentuk bulat.
Kemudian hama wereng juga sering muncul saat musim hujan seperti saat ini, hama utama pada tanaman padi ini muncul karena intensitas sinar matahari berkurang. Akibatnya telur hama wereng lebih mudah menetas, sehingga populasinya meningkat secara signifikan.
Selain itu tidak hanya hama yang muncul saat musim penghujan seperti saat ini namun tanaman padi juga sangat rentan terkena penyakit, salah satunya itu hawar daun bakteri, penyakit ini mudah berkembang saat musim hujan tiba.
“Penyakit ini dapat menyerang tanaman padi dengan menyerang titik tumbuh pada tanaman dan daun, biasanya kerusakan terparah terjadi pada tanaman yang masih muda, jika tidak segera ditindak, maka tanaman bisa mati,” paparnya.
PPL sangat berharap dengan para petani untuk lebih giat lagi melakukan kegiatan Monitoring terhadap tanaman padinya, karena hama dan penyakit ini jika tidak dilakukan pemantauan maka dapat berkembang biaknya dengan cepat.
Maka dari itu jika rutin dilakukan pemantauan, jika ditemukan hama dan penyakitnya maka pengendaliannya pun dapat dilakukan dengan cepat, sehingga tidak mengganggu hasil produksi tanaman padinya. (muslim)