MURATARA, KORANLINGGAUPOS.ID – Banjir yang melanda Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) sudah mulai surut. Masyarakat dan pemerintah mulai berbenah.
Tak sedikit sarana prasarana umum rusak parah akibat musibah ini.
Salah satunya sarana pendidikan. Seperti di SMP Negeri Pulau Kidak, Kecamatan Ulu Rawas, Kabupaten Muratara. Se
kolah yang baru mendapat bantuan meubelair berupa 60 meja 60 dan 70 kursi itu ikut terdampak luapan Sungai Rawas yang jaraknya hanya 100 meter dari bangunan sekolahan.
“Rabu 10 Januari 2024 saya sudah ke sekolah. Tapi banjir baru sampai di jalan. Tidak sampai ke sekolah. Lalu saya pulang. Sampai di Desa Pulau Lebar, saya lihat jalan sudah tertutup air. Saya mulanya khawatir. Tapi mau nelepon penjaga sekolah ndak bisa karena signal lemah. Ternyata Kamis dini hari 11 Januari 2024 sekitar pukul 02.00 WIB luapan Sungai Rawas masuk ke sekolah. Penjaga sekolah ngga bisa berbuat apa-apa. Seisi rumahnya saja habis. Beruntung bisa menyelamatkan keluarga dari banjir tersebut,” jelas Rifan saat diwawancara KORANLINGGAUPOS.ID, Jumat 19 Januari 2024.
Dari kejadian ini, 600.000 koleksi buku di perpustakaan SMPN Pulau Kidak rusak tak bisa digunakan lagi.
“Di Perpustakaan itu, ada buku paket untuk anak-anak belajar. Karena memang buku paket bukan untuk dibawa pulang. Saat mau belajar mereka pinjam ke perpustakaan, lalu setelah KBM dikembalikan lagi ke perpustakaan. Terendam banjir berketinggian 2 meter pada 11 – 12 Januari 2024, buku-buku tersebut tak bisa diselamatkan,” terang Rifan.
Sejak 13 Januari 2024 mereka sudah gotong royong membersihkan sekolah. Sebab Senin 22 Januari 2024 sudah mulai Kegiatan Belajar Mengajar.
BACA JUGA:TAG Cabang Lubuklinggau Salurkan Bantuan Kemanusiaan Korban Banjir di Muratara
“Saya termasuk baru di sini. Setelah banjir tahun 2004, ini banjir besar kedua di SMPN Pulau Kidak,” tutur bapak yang mulai memimpin SMPN Pulau Kidak April 2023 itu.
Selain buku yang rusak, banyak mobilier dan perlengkapan sekolah hanyut terbawa arus. Seperti server, infokus, printer, keypbard, speaker aktif, bel sekolah, TV, seluruh almari penyimpanan buku , dan arsip, etalase dan sebagainya.
“Kalau ditotal, nilai kerugiannya ratusan juta. Apalagi server itu kan mahal,” tuturnya.
Menurut Rifan, SMPN Pulau Kidak adalah sekolah yang merasakan dampak terparah dari bencana banjir 2024 ini.
BACA JUGA:Pemkot Lubuklinggau Peduli Korban Banjir, Salurkan Bantuan dan Buka Dapur Umum