Bagaimana karakteristik pembelajaran berbasis proyek?
PBL merupakan bentuk instruksi yang berfokus pada tiga prinsip konstruktivis.
Yakni, pembelajaran bersifat kontekstual, keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran, dan pencapaian tujuan melalui interaksi sosial dan berbagi pengetahuan.
Prosesnya melibatkan siswa dalam menyusun pengetahuan dengan memecahkan masalah nyata, merumuskan pertanyaan, mendesain dan melakukan penyelidikan, serta menyajikan hasil secara konklusif.
BACA JUGA:16 Program Unggulan SDIT Mutiara Cendekia Lubuklinggau
Keunikan PBL adalah pembuatan produk akhir yang merepresentasikan pemahaman, pengetahuan, dan sikap baru siswa terkait isu yang sedang diselidiki.
Apa saja manfaat dan tantangan pembelajaran berbasis proyek?
PBL diyakini meningkatkan keterlibatan siswa karena tantangan kognitif dan dimensi afektif, etika, dan estetika yang terlibat dalam proyek.
Siswa juga diajak untuk berkolaborasi, merenung, mengedit, dan menyajikan produk akhir mereka.
Meskipun demikian, implementasi PBL memerlukan teknologi digital modern, proses kelompok berkualitas tinggi, kemampuan guru untuk membimbing dan memberikan dukungan, serta keseimbangan antara instruksi didaktis dan metode penyelidikan mendalam.
Yang menjadi catatan dalam Pembelajaran Berbasis Proyek, guru perlu efektif membimbing dan memberikan dukungan kepada siswa selama pelaksanaan proyek.
Hal penting lainnya yaitu, pemilihan proyek yang relevan dan menantang agar siswa terlibat sepenuh hati.
Menggunakan evaluasi berbasis kinerja untuk mengukur pencapaian siswa dari proyek yang dijalani.
Penerapan PBL memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang matang, dan melaksanakan keenam rekomendasi tersebut adalah kunci keberhasilan pengadopsian pendekatan PBL di sekolah.