BACA JUGA:Usaha Es Kul-kul di Lubuklinggau, Modal Kecil Untung Besar
Tak heran jika tekstur mie ayam ini berbeda dengan masakan mie lainnya yang cenderung menggunakan mie kuning.
Mie tersebut dicelupkan ke dalam air panas selama beberapa detik sebelum akhirnya ditiriskan dan dimasukkan ke dalam mangkuk.
Tidak menggunakan banyak bumbu, mie ayam ini hanya mengandalkan minyak mie ayam spesial dan kecap.
Kebanyakan penjual mie ayam hanya menuangkan kuahnya dengan air rebusan mie ayam, namun ada juga yang memberikan kuah dengan air kaldu.
BACA JUGA:Punya Keahlian Membordir, Pria Asal Lubuklinggau ini Raup Income Tembus Jutaan Per Hari
Tak heran jika rasanya cenderung lebih lembut dan tidak terlalu kuat.
Sesuai dengan namanya, mie ayam ini di atasnya diberi potongan daging ayam yang sudah dibumbui dengan bumbu coklat manis.
Selain itu, potongan daun sawi yang direbus hingga empuk juga menjadi topping utama mie ayam ini. Ada pula mie ayam yang toppingnya menggunakan bakso, siomay, ceker, atau jamur.
Melihat tampilan dan rasanya yang khas, kamu pasti bisa menebak kalau mie ayam yang sering dianggap makanan lokal ini ternyata bukan berasal dari Indonesia.
BACA JUGA:Perjuangan Mbah Pait, Pertahankan Bisnis Pembuatan Arang di Lubuklinggau
Pasti sebagian dari kita ada yang mengira mie ayam adalah makanan nusantara. Perlu kamu ketahui, mie ayam ini rupanya merupakan turunan dari masakan Tionghoa yang telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan selera dan lidah masyarakat Indonesia.
Mie ayam awalnya adalah mie, hidangan mie khas Tiongkok Selatan, khususnya daerah Fujian dan Guangdong. Hidangan ini mulai masuk ke Indonesia karena banyak orang asal Tiongkok yang merantau dan menetap di Indonesia.
Di negara asalnya, daging yang dijadikan topping mie ini adalah daging babi, sesuai dengan namanya yang berarti “mie babi”.
Namun saat masakan ini diperkenalkan ke Indonesia, daging yang digunakan akhirnya digantikan dengan ayam yang direndam dalam kecap.
BACA JUGA:Rempah Asal Lubuklinggau Tembus Pasar Internasional