LINGGAUPOS.BACAKORAN - Proyek pertambangan terkadang merusak lingkungan alam dan membuat penghuni hutan terganggu.
Seperti video viral yang beredar di media sosial terlihat dua orang suku Hongana Manyawa yang telah lama hidup di pedalaman hutan di Pulau Halmahera, Maluku Utara.
Dalam video tersebut mereka mencoba untuk mengusir alat berat seperti buldozer di proyek pertambangan nikel di hutan tempat mereka tinggal.
BACA JUGA:Nekat Berenang Menyeberangi Batas Negara dari Malaysia ke Singapura, Ingin Mencari Kerja
Keberadaan mereka di dalam hutan untuk menjaga kelestarian alam dan sukunya.
Mengutip situs tersebut, diperkirakan 300 hingga 500 orang Hongana Manyawa tinggal di pedalaman hutan di Pulau Halmahera. Sebagian besar wilayah mereka kini telah dialokasikan untuk perusahaan pertambangan, dan di beberapa daerah, ekskavator sudah mulai bekerja.
Proyek ini merupakan bagian dari rencana Indonesia untuk menjadi produsen utama baterai mobil listrik, melalui penambangan dan peleburan nikel dan mineral lainnya.
Suku Hongana Manyawa berarti ‘Penduduk Hutan’ adalah salah satu suku pemburu dan pengumpul nomaden terakhir di Indonesia, dan banyak di antara mereka yang belum pernah dihubungi.
"Mereka sangat menghormati hutan dan segala isinya, mereka percaya bahwa pohon, seperti manusia, memiliki jiwa dan perasaan. Daripada menebang pohon untuk membangun rumah, mereka membuat tempat tinggalnya dari kayu dan dedaunan. Ketika hasil hutan digunakan, ritual dilakukan untuk meminta izin dari tanaman, dan persembahan tidak diberikan untuk menghormati," tulis situs tersebut, dikutip Senin (6/11/2023). (*)