Mereka kemudian diminta memilih ragam mobil listrik yang telah meluncur di Jepang, dan memberikan argumennya untuk kemudian diakumulasikan dengan poin pemilih sebelumnya.
Model yang punya poin terbanyak keluar sebagai juara: Japan EV of the Year.
Pada pernyataan resmi, Enechange menjelaskan bahwa BYD Dolphin merengkuh poin yang banyak.
Karena banyak yang mengomentari soal keterjangkauan harga jual, fitur advanced driving assistance, serta ground clearance yang rendah memudahkannya saat digunakan.
BACA JUGA:Seharga Toyota Avanza, Tampilan Jeep Wrangler Rubicon, Ini Ketangguhan BJ40 Asal China
Sementara para pemilih Hyundai Kona menekankan pada kenyamanan dan performa.
Adapun para voter BYD Atto 3, memiliki alasan yang serupa seperti BYD Dolphin, di mana harganya memberikan efektivitas yang tinggi.
Sebenarnya ada 18 model yang telah dirangkum perusahaan.
Semuanya bermacam-macam, dari China cuma BYD Atto 3 dan BYD Dolphin, sementara dari Korea hanya ada Hyundai Kona.
BACA JUGA:Siapa Sangka, Mobil Hybrid Asal China Kini Lebih Murah dari Mesin Bensin
Selebihnya pilihan mobil listrik pada penghargaan tersebut didominasi oleh pabrikan Eropa dan Amerika.
Seperti Volkswagen ID.4, Audi Q4 e-tron, BMW iX1, Mercedes-Benz EQS, Mercedes-Benz eQE, Tesla Model S, Tesla Model X, Tesla Model 3, hingga Fiat Abarth 500e.
Di sisi lain model pabrikan Jepang lebih sedikit dan kurang mendominasi.
Lebih menarik adalah kebanyakan berupa minivan listrik seperti Mitsubishi Minicab MiEV atau L100 di Indonesia, ASF2.0, dan Elemo L. Cuma lexus RZ450e yang hadir dalam bentuk SUV.
BACA JUGA:5 Eksterior dan Interior Mobil SUV Haval H6 HEV asal China, Penantang CR-V
Pada penghargaan yang sama tahun sebelumnya, mobil listrik asli Jepang keluar sebagai pemenangnya, yakni Nissan Sakura.