MUSI RAWAS, KORANLINGGAUPOS.ID - Klanting atau Lanting merupakan makanan khas dari Pulau Jawa.
Makanan ini sendiri termasuk makanan ringan yang terbuat dari bahan utamanya itu singkong.
Saat ini banyak sekali usaha rumahan yang memproduksi makanan ini, karena Klanting ini memang banyak digemari masyarakat pada umumnya.
Melihat peluang tersebut di tambah lagi bahan utamanya yakni singkong berlimpah di desanya membuat Warsito warga Desa M Sitiharjo Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musi Rawas ini berinisiatif membuka usaha rumahan dengan mengolah singkong menjadi makanan Klanting.
Warsito menambahkan jika dirinya dan istri membuka usahan rumahan membuat Klanting ini sudah sejak tahun 2009 yang lalu. Ia juga mempunyai usaha ternak kambing.
BACA JUGA:Gerak Cepat Perkuat Sinergi, PLN UP3 Lubuklinggau Audiensi ke Polres Lubuklinggau
Mengenai usaha Klanting tersebut, dia menjelaskan jika awal mulanya dulu mendapat ilmu membuat klanting ini dari mertua, karena beliu juga membuat klanting yang bahan utama nya itu dari singkong.
Lebih lanjut dia menyatakan jika singkong yang digunakannya itu jenis singkong ginjaurang biasa juga di namakan dengan Singkong Merah. "Singkong ini juga merah serta tangkainya pun berwarna merah, singkong ini juga khusus untuk bahan utama pembuatan klanting," katanya kepada KORANLINGGAUPOS.ID.
Warsito mengaku yang mengawali menanam singkong di Desa M Sitiharj, "Dulu saya mengabil bibitnya itu dari Desa P Bangunsari. Kita bawah lah bibit singkong tersebut sebanyak 36 potong bibit singkong, saat itu belum ada yang menanam singkong di Desa ini," akunya.
Untuk proses pembuatan Klanting tersebut hampir sama dengan pembuatan krupuk singkong.
BACA JUGA:Pemerintah dan DPR RI Setuju Pemenambahan Pupuk Subsidi Menjadi 9,55 Juta Ton
Kalau pembuatan Klanting itu singkong setelah dicuci direbus selama satu jam setengah. Lalu dilakukan penumbukan supaya halus, sambil dimasukan bumbunya seperti garam, penyedap rasa, ketumbar, bawang, kemiri.
Setelah tercampur semuanya dilakukan pengilingan. Setelah halus baru kita lakukan pembentukannya di buat seperti cincin.
Setelah itu dilakukan penjemuran selama 1 hari. "Itu jika panas matahari normal. Namun jika tidak ada panasnya kita lakukan penjemuran 2 hari. Jika sudah kering baru kita lakukan penggorengan," paparnya.
Menurut Warsitu usahanya merupakan usaha kecil. "Sehari saya sama istri hanya mampu produksi 15 Kg singkong, karena alat untuk perebusannya itu masih yang ukuran kecil semua. Jadi tidak bisa banyak-banyak produksinya itu. Dengan singkong 15 Kg jika sudah menjadi Klanting hanya dapat sekitar 5.5 Kg," unkapnya.