Kegiatan ini dilakukan setelah masyarakat selesai melaksanakan salat Idul Fitri.
Tradisi ini biasanya dilaksanakan 2 sampai 3 hari dari pagi hingga siang hari.
Tradisi ini bertujuan sebagai bentuk rasa syukur dan kebahagian yang diungkapkan oleh masyarakat Palembang terutama di kawasan Ulu dan Ilir.
Tradisi ini masih dipertahankan karena tradisi ini bermanfaat untuk mempererat tali silaturahmi antar warga, keluarga, dan teman di sekitar sehingga terjalin keharmonisan antar umat islam.
BACA JUGA:Wajib Terapakan, 10 Tips Aman Saat Perjalanan Mudik Lebaran Idul Fitri
Berikut proses kegiatan rumpak-rumpak :
Selesai melaksanakan salat Idul Fitri masyarakat masyarakat Palembang akan berkumpul di rumah tertua adat atau tempat yang telah di tentukan.
Kemudian warga yang mengikuti rumpak-rumpak akan mulai mengunjungi rumah-rumah warga yang ada di kampung tersebut.
Kalau masyarakat Palembang menyebutnya dengan istilah sanjo dengan memainkan musik terbangan atau rebana yang diiringi shalawat.
BACA JUGA:Takjub Ada Festival Parade Kostum, 6 Negara dengan Tradisi Unik pada Hari Raya Idul Fitri
Waktu berkunjung ke rumah warga, peserta rumpak-rumpak akan di persiapkan aneka makanan khas Palembang.
Seperti pempek, tekwan, kue-kue basah dan kue-kue kering oleh tuan rumah, kalau pada peserta rumpak-rumpak ini ada anak-anak biasanya akan diberikan Tunjagan Hari Raya (THR) oleh tuan rumah.
Bukan hanya itu saja masyarakat akan bersilaturahmi satu sama lain dengan cara bersalam-salaman dan tradisi ini ditutup dengan pembacaan doa di rumah warga tersebut.
BACA JUGA:Story Hadiah Lebaran Idul Fitri, 63 Tahun Perjuangan Panjang THR dari 1953
Terus simak KORANLINGGAUPOS.ID yang akanmenyajikaninformasi-informasibagipembacasetia.
Atau bisaikutimelaluidisaluran WhatsApp klik LINK INI dan pesansiarWhatApp di LINK INI .
Lalu bisa juga ikuti Telegram di LINK INI
Semogaapa yang telahdisampaikanbaikberitamaupunartiketinibisabermanfaat.(*)