JAKARTA, KORANLINGGAUPOS.ID - PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) selaku subholding PT PLN (Persero) menggandeng Indokorea Gas Consortium dalam merealisasi gasifikasi pembangkit untuk Cluster Nusa Tenggara melalui pengembangan infrastruktur midstream Liquefied Natural Gas (LNG), khususnya di wilayah Nusa Tenggara.
Hal ini ditandai dengan penandatanganan Joint Development Agreement (JDA) yang dilakukan oleh kedua pihak yaitu, PLN EPI dan Indokorea Gas Consortium, di Jakarta, Jumat 22 Maret 2024.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan bahwa perseroan telah memulai proyek gasifikasi di cluster Nusa Tenggara sebagai bagian dari upaya transisi energi yang di canangkan pada strategi Accelerated Renewable Energy Development (ARED), dimana 25 persen pasokan listrik akan bersumber dari pembangkit gas.
Hal ini sekaligus untuk meningkatkan akses energi yang lebih bersih dan lebih terjangkau bagi masyarakat setempat.
BACA JUGA:Jadwal Libur Lebaran Hari Raya Idul Fitri 2024 di 38 Provinsi, Siswa Merapat!
“Gasifikasi yang dilakukan oleh PLN di wilayah Nusa Tenggara ini merupakan implementasi dari Accelerated Renewable Energy Development (ARED) yang bertujuan untuk mendorong kemajuan ekonomi masyarakat setempat melalui penyediaan energi yang lebih bersih dan terjangkau,” ujar Darmawan.
Direktur Manajemen Pembangkitan PLN Adi Lumakso mengatakan bahwa kemitraan ini menjadi langkah signifikan dalam memajukan infrastruktur midstream LNG di Nusa Tenggara Barat dan Timur.
"Proyek ini sangat penting untuk mendorong transisi energi di PLN yang sekaligus merupakan upaya efisiensi melalui konversi bahan bakar diesel ke gas," kata Adi.
Adi berharap dengan terjalinnya kerja sama ini dapat mendorong penyelesaian pembangunan infrastruktur midstream LNG dengan tepat waktu sehingga realisasi pengurangan emisi dan efisiensi dapat segera terwujud.
BACA JUGA:594 Keluarga di 80 Dusun di Sulawesi Barat Nikmati Listrik PLN 24 Jam
Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara mengatakan bahwa pengembangan infrastruktur midstream LNG di wilayah Nusa Tenggara akan melibatkan enam lokasi di pulau Lombok, Sumbawa, Flores, dan Timor dengan total kapasitas 377 MW pada tahap pertama.
"Pengembangan infrastruktur midstream LNG menjadi langkah penting. Hal ini akan memainkan peran kunci dalam transisi energi menuju pengurangan penggunaan bahan bakar fosil dan dukungan terhadap energi terbarukan," ungkap Iwan.
Dengan demikian, pembangunan infrastruktur midstream LNG di wilayah Timur Indonesia, termasuk Nusa Tenggara, akan membantu mengurangi ketergantungan pada BBM dan mendukung pengembangan energi terbarukan melalui fasilitas midstream LNG yang dikelola oleh PLN EPI bersama mitra.
Selaras dengan Iwan, Direktur PT Prima Osean Nusantara Pieters Adyana Utomo mengapresiasi atas terwujudnya kerja sama ini, dimana pemanfaatan gas memiliki peranan penting dalam transisi energi apalagi Indonesia masih memiliki cadangan gas yg berlimpah.
BACA JUGA:4 Trik Simpel Ini Bikin Penampilan Kamu Makin Modis Dengan Rok Panjang Di Hari Lebaran