KORANLINGGAUPOS.ID - KALIAN pasien gagal ginjal yang saat ini masih dalam tahap pengobatan.
Sepertinya mulai sekarang harus lebih hati-hati dan waspada terhadap komplikasi yang ditimbulkan. Karena penelitian terbaru menyebutkan, orang dengan gagal ginjal lebih beresiko terkena serangan jantung hingga stroke.
Dikutip dari Disway.id orang dengan gagal ginjal jauh lebih mungkin terkena serangan jantung atau stroke dibandingkan populasi umum dan memiliki risiko kematian yang lebih tinggi sebagai akibatnya.
Hasil itu terungkap berdasarkan penelitian yang didanai oleh British Heart Foundation (BHF) yang diterbitkan hari ini di European Heart Journal.
BACA JUGA:Begini Cara Cek Rutin Kesehatan Ginjal Agar Panjang Umur
Analisis pertama terhadap data pasien gagal ginjal secara nasional selama 20 tahun menunjukkan bahwa pasien-pasien ini memiliki kemungkinan delapan kali lebih besar terkena serangan jantung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa obat anti-trombosit semakin sering diresepkan untuk pasien gagal ginjal dalam beberapa tahun terakhir dan hal ini dapat membawa peningkatan besar dalam tingkat kelangsungan hidup.
Pasien penyakit ginjal mempunyai risiko lebih tinggi terkena serangan jantung dan stroke dibandingkan masyarakat umum. Risiko penyakit ini meningkat seiring menurunnya fungsi ginjal dan paling tinggi terjadi pada pasien gagal ginjal.
Penelitian ini adalah penelitian pertama yang menilai apakah serangan jantung dan tingkat stroke, pengobatan dan kelangsungan hidup telah meningkat pada pasien gagal ginjal selama 20 tahun.
BACA JUGA:4 Bahaya Mengonsumsi Kacang Almond Secara Berlebihan, Picu Batu Ginjal Sampai Menambah Berat Badan
Para peneliti menggunakan data layanan kesehatan anonim dari lebih dari 16.000 pasien gagal ginjal di Skotlandia dari tahun 1996 hingga 2016.
Tingkat serangan jantung dan stroke pada pasien gagal ginjal berkurang setengahnya selama 20 tahun, dan jumlah kematian akibat penyakit tersebut juga menurun.
Namun penurunan ini masih tertinggal dibandingkan penurunan besar yang terjadi pada populasi lainnya.
Akibatnya, kesenjangan kini menjadi lebih besar dibandingkan 20 tahun yang lalu – bahkan lebih besar lagi bagi perempuan dibandingkan laki-laki.
Para peneliti mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami penyebab kesenjangan ini dan bagaimana mengurangi tingkat serangan jantung dan stroke pada kelompok ini.