LINGGAUPOS.BACAKORAN.CO - Menyelusuri salah satu benda bersejarah yang ada di Museum Subkoss Garuda Sriwijaya, yakni Mobil Jeep Willys.
Mungkin sebagian pernah mengujungi atau hanya melintasi Museum Subkoss Garuda Sriwijaya yang beralamat di Jalan Garuda Kelurahan Bandung Kanan Kecamatan Lubuklinggau Barat I Kota Lubuklinggau dan melihat Mobil Jeep Willys ini.
Mobil Jeep Willys yang terparkir di halaman Museum Subkoss Garuda Sriwijaya menjadi saksi bisu masa perang dunia ke dua antara tahun 1942-1945.
BACA JUGA:Kejuaraan Badminton PB Bensol Cup 2023 Tumbuhkan Jiwa Sportifitas, Turnamen ini Ditutup Nanan
Sebelumnya saya berhasil mewawancarai Staf Koleksi dan Konservasi Museum Subkoss Garuda Sriwijaya, Berlian susetyo.
Berlian menceritakan pada masa perang dunia ke dua antara tahun 1942-1945, salah satu yang masih bisa kalian lihat ialah Mobil Jeep Willys.
Mobil Jeep Willys ini dulunya digunakan untuk menunjang pergerakan dalam menuju sasaran perang.
BACA JUGA:Heboh Seekor Gajah Masuk di Pemukiman Desa Tri Anggun Jaya, Warga Hindari Kontak Langsung
"Mobil Jeep Willys ini buatan di Amerika pada tahun 1941. Mobil ini memang dirancang khusus untuk kendaraan tempur pada masa perang dunia ke dua, akhi tahun 1942," jelasnya.
Ia juga meneruskan, Mobil Jeep Willys ini mulai di produksi secara massal oleh Ford Motor company dan Willys-overland atas permintaan dari angkatan darat, Amerika Serikat.
Lalu Mobil Jeep Willys ini dilanjutkannya, saat ini sudah menjadi koleksi museum subkoss dengan nomor investaris 05.02 menyimpan sejarah panjang.
Mobil Jeep Willys yang perna digunakan oleh dr. A.K. Gani, di kenal sebagai tokoh berwawasan sipil dan militer yang selalu diandalkan oleh Presiden Pertama Soekarno dalam kegiatan internasional.
"Mobil Jeep Willys ini di peroleh dr. A.K. Gani berjumlah dua unit kendaraan dari Komandan Sub Teritorium Lampung (Brigade Garuda Hitam) yakni Letkol Syama’un Gaharu," ungkapnya.
Lalu diteruskannya, setelah pulang dari konferensi Havana di kuba dari tanggal 21 November1947 – 24 Maret 1948, yang hendak pulang ke sumatera.