Halal Bi Halal UNMURA, Pupuk Sifat Pemaaf, Semangat Dedikasikan Diri untuk Lembaga

Suasana halal bi halal yang diadakan Civitas Akademika UNMURA di Rumah Dinas Rektor UNMURA, Kompleks Pendopoan Bupati Musi Rawas Selasa 23 April 2024.-Foto : Dokumen-UNMURA

Dalam tausiyahnya, Ustadz Raji mengatakan Imam al-Ghazali di dalam kitabnya Ihya’ Ulumuddin mengungkapkan bahwa manusia mempunyai empat sifat dalam diri yaitu: (1) sifat kebuasan (2) sifat kebinatangan (3) sifat kesetanan (4) sifat ketuhanan. 

Sifat-sifat inilah yang menguasai diri manusia dan menentukan sesuatu hal akan menjadi baik maupun buruk.

BACA JUGA:Ratusan Pelajar Antusias Ikut Semarak UNMURA, Catat ini Prodi yang Ada di UNMURA

Manusia mempunyai sifat khusus yang membedakan segala sesuatu, dibandingkan dengan hewan, disamping manusia dan hewan itu sama-sama mempunyai sifat marah dan nafsu syahwat, yang menghasilkan sifat kesetanan, maka manusia itu menjadi jahat. Ia menggunakan sifat dapat membedakan segala sesuatu untuk memikirkan cara kejahatan.

Manusia apabila dikuasai oleh sifat kemarahan, maka ia melakukan perbuatan-perbuatan binatang buas, yaitu permusuhan, kemarahan dan serangan terhadap manusia lain dengan pukulan dan makian.

Sekiranya manusia dikuasai oleh nafsu syahwat, maka ia melakukan perbuatan-perbuatan hewan. Yaitu: kerakusan, kelobaan, kesangatan nafsu syahwat dan lain-lain.

Ketika seseorang mentaati hawa nafsu, maka timbullah daripadanya sifat kurang malu, keji, boros, kikir, ria, rusak kehormatan, suka main-main, loba, rakus, penjilat, dengki, busuk hati, suka memaki dan lain-lain.

BACA JUGA:Simak Keunggulan Kalau Kamu Kuliah di Pascasarjana UNMURA

Adapun mentaati setan adalah dengan mengikuti nafsu syahwat dan kemarahan.

Maka menghasilkan sifat mengicuh, menipu, menipu, membuat contoh yang tidak-tidak, merusak, perkataan kotor dan sebagainya.

Jikalau keadaan itu dibalik dan semuanya dipaksakan dibawah kebijaksanaan sifat ketuhanan (sifat rabbaniyah), niscaya tetaplah dalam hatinya sifat-sifat ketuhanan.

Yaitu: ilmu, hikmah, yakin, meliputi pengetahuannya tentang hakikat segala sesuatu, mengetahui segala urusan menurut yang sebenarnya, menguasai atas tiap sesuatu, dengan kekuatan ilmu, mata hati dan berhak tampil diatas mahkluk, karena kesempurnaan dan keagungan ilmu.

BACA JUGA:Luar Biasa, Perjuangan Dosen UNMURA Kuliah S3 dengan Beasiswa

Ia terlepas daripada perbudakan hawa nafsu. Lantas berkembanglah sifat- sifat mulia, lantaran terkungkung hawa nafsu dan kembalinya kebatas normal. Sifat-sifat mulia itu seperti menjaga diri, merasa cukup dengan yang ada, tenang, zuhud, wara’, taqwa, lapang dada, bagus sikap, malu, ramah bertolong-tolongan dan sebagainya.

Imam al-Ghazali berkata, “Tugas pertama manusia mendahulukan kesucian batin dari kerendahan budi dari sifat-sifat tercela.” Sifat-sifat yang tercela ini ialah sifat-sifat yang rendah yaitu marah, hawa nafsu, dengki, busuk hati, takabbur dan ‘ujub.”

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan