Menjadi Pekebun Rumahan Sangat Penting Bagi Seorang Ibu

Reporter: Muhammad Yasin |

Editor: Muhammad Yasin |

Selasa , 30 Apr 2024 - 21:28

Weny menunjukan kebun organik miliknya.-Foto: screenshoot-youtube.com

KORANLINGGAUPOS.ID - Menurut Weny menjadi pekebun rumahan sangat penting bagi seorang ibu berkebun di rumah karena ibulah yang mengatur konsumsi bagi keluarganya.

Dengan berkebun ibu rumah tangga (IRT) tidak perlu jauh-jauh untuk berbelanja sayur.

Dengan dasar pemikiran itulah Wany warga Cikarang, Bekasi, Provinsi Jawa Barat berkebun di rumahnya. Ia berkebun di dak rumahnya.

"Untuk mendapatkan sayur saya tinggal naik ke atas rumah tinggal petik-petik sudah langsung diolah," katanya mengawali pembicaan dikutif dari cannel YouTube daai bumiku satu https://www.youtube.com/watch?v=o7KYeqVLaL4.

Tanaman sayur Weny dengan konsep ditanam secara vertikal. hal itu dilakukan karena lahannya terbatas ukurannya hanya 3 meter dikali 3 meter.

"Saya banyak memanfaatkan lahan ke atas seperti rak. Dari satu rak hanya membutuhkan lahan mungkin 60 kali 60 CM saya bisa menanam puluhan sayur di sini," paparnya.

Ia juga menggunakan kawat untuk menempelkan pot-pot. Di pot itu ia tanam sayur. Disamping itu juga menggunakan pot tumpuk.

Satu tumpuk itu bisa untuk tiga tanaman. Kemudian juga memanfaatkan pagar di sekeliling balkon ini untuk menempel teman sayur.

"Jadi walaupun Kebun saya kalau berdasarkan ukuran sangat mini, tapi Alhamdulillah bisa menanam banyak sekali macam sayur yang bisa kami konsumsi," paparnya.

Weny mengaku berkebun sejak tahun 2.000 ketika ia pindah rumah. Ia melihat tetangga sebelah rumahnya Asri dengan banyak tanaman.

Sehingga ia ingin seperti itu bisa menanam agar rumah menjadi asri.

Apalagi ia tinggal di daerah yang panas Cikarang Bekasi dekat dengan beberapa Kawasan Industri, jadi berasa banget panasnya.

menjadi pekebun rumahan sangat penting bagi seorang ibu                            koranlinggaupos.id - menurut weny menjadi pekebun rumahan sangat penting bagi seorang ibu berkebun di rumah karena ibulah yang mengatur konsumsi bagi keluarganya. 
dengan berkebun ibu rumah tangga (irt) tidak perlu jauh-jauh untuk berbelanja sayur. 
dengan dasar pemikiran itulah wany warga cikarang, bekasi, provinsi jawa barat berkebun di rumahnya. ia berkebun di dak rumahnya.  
"untuk mendapatkan sayur saya tinggal naik ke atas rumah tinggal petik-petik sudah langsung diolah," katanya mengawali pembicaan dikutif dari cannel youtube daai bumiku satu https://www.youtube.com/watch?v=o7kyeqvlal4.
baca juga:vieta berkebun di halaman rumah cukupi kebutuhan keluarga 
tanaman sayur weny dengan konsep ditanam secara vertikal. hal itu dilakukan karena lahannya terbatas ukurannya hanya 3 meter dikali 3 meter. 
"saya banyak memanfaatkan lahan ke atas seperti rak. dari satu rak hanya membutuhkan lahan mungkin 60 kali 60 cm saya bisa menanam puluhan sayur di sini," paparnya. 
ia juga menggunakan kawat untuk menempelkan pot-pot. di pot itu ia tanam sayur. disamping itu juga menggunakan pot tumpuk. 
satu tumpuk itu bisa untuk tiga tanaman. kemudian juga memanfaatkan pagar di sekeliling balkon ini untuk menempel teman sayur. 
baca juga:berwisata ke kebun teh peninggalan belanda, kebawatan di kepahiang
"jadi walaupun kebun saya kalau berdasarkan ukuran sangat mini, tapi alhamdulillah bisa menanam banyak sekali macam sayur yang bisa kami konsumsi," paparnya. 
weny mengaku berkebun sejak tahun 2.000 ketika ia pindah rumah. ia melihat tetangga sebelah rumahnya asri dengan banyak tanaman. 
sehingga ia ingin seperti itu bisa menanam agar rumah menjadi asri. 
apalagi ia tinggal di daerah yang panas cikarang bekasi dekat dengan beberapa kawasan industri, jadi berasa banget panasnya. 
baca juga:konsep kebun riestya estika 
weny menanam tidak hanya di balkon saja tapi juga di halaman depan rumah, halaman belakang rumah. bahkan juga memanfatkan lahan di luar pagar rumahnya. 
di beberapa tempat itu wenny menanam tanaman hias karena memang mungkin sinar mataharinya tidak sebanyak di balkon. awalnya weny berpikir cukup menanam tanaman hias dengan buah. 
karena menurut weny sayur itu mudah didapat di pasar. selain itu tukang sayur ada setiap hari. 
pikiran weny berubah ketika mulai suka membuat jus. membuat jus jus sayur terutama. ia ingin sayur yang digunakannya gunakan adalah sayur organik. 
baca juga:yenni berkebun untuk kesehatan mental 
untuk mendapatakn sayur organik weny beli di supermarket. tapi ternyata tidak semudah itu juga, ternyata sayur organik tidak selalu ada di supermarket, ada kalanya sudah jauh-jauh ke sana ternyata kosong. 
sekarang untuk mendapatkan sayur organik tinggal naik ke atas rumah, tinggal petik-petik sudah langsung bisa diolah. 
weny menyebutkan ketika panen sayur sisa sayur yang tidak terpakai dibiarkan saja hingga menjadi pupuk untuk tanam berikutnya. 
tanam sayur weny ada selada, pakcoy, tomat dan sebagainya. 
baca juga:nelly sukses berkebun di balkon dan rooftop rumahnya
dengan berkebun kita tidak perlu jauh-jauh untuk berbelanja sayur. kemudian tidak perlu mengeluarkan dana yang lebih besar untuk berbelanja sayur organik yang pada saat ini masih terbilang mahal. 
kemudian dengan menanam sayur sendiri di rumah kita bisa memastikan bahwa sayur yang kita tanam adalah sayur yang sehat. sbeb kita tahu menanamnya dengan apa, memberi nutrisinya dengan apa. 
kemudian merawatnya dengan apa. insyaallah semuanya lebih sehat untuk kita konsumsi. 
sistem berkebun sayur yang dipilih weny adalah sistem berkebun secara organik. karena menurut weny sangat memudahkan. 
baca juga:cara menghitung zakat perkebunan sawit
sebelumnya saya sudah terbiasa bertanam tanaman hias dengan tanah. weny meracik sendiri media tanam yang sesuai dengan sayur. 
adapun media tanam yang digunakan tanah, kotoran kambing, kemudian sekam bakar. dengan berkebun weny merasakan banyak manfaat. 
diantaranya rumah menjadi asri dan sejuk. weny mengaku sebelum berkebun rumahnya panas dan agak gersang. 
sejak berkebun rumah menjadi sejuk, asri. kemudian dengan banyaknya tanaman ini juga banyak hewan yang mampir ada kupu-kupu kemudian ada burung. "saya senang sekali dengan hadirnya burung-burung di rumah saya," paparnya. 
baca juga:ingin bekerja di kebun kelapa sawit, berikut 4 perusahaan perkebunan kelapa sawit terbesar di indonesia
bahkan ada burung yang betah membangun sarang di lubang angin kamar. weny biarkan aja karena dari literatur yang ia baca bahwa kehadiran burung itu adalah sebagai indikator bahwa tingkat polusi di tempat tersebut itu cukup rendah. 
tentu saja ia senang hernyata hobi berkebun sangat bermanfaat . 
di rumah weny telah memilah sampah. sampah organik dari sisa konsumsi dapur kemudian sisa berkebun dan sampah anorganik dari bekas paket kemudian tutup galon. 
untuk sampah organik juga dipilah lagi seperti cangkang telur ini tidak dibuang. tapi dipisahkan untuk nantinya dihaluskan menjadi pupuk tanaman sayur. 
baca juga:pekerja penerima upah di kebun sawit pribadi akan diberikan jaminan sosial ketenagakerjaan 
untuk sampah organik yang sisa konsumsi dapur dan sisa kebun di masukkan ke komposter untuk nantinya bisa menjadi pupuk untuk tanaman buah dan sayur. 
weny mengaku termasuk keluarga besar di rumahnya ada 8 raong otomatis sampah yang dihasilkan juga lumayan banyak. 
bagaimana weny mengolah sampah yang ada di rumah. weny dan keluarga tentunya belajar memilah dari beberapa tahun itu belajar memilah mana sampah kering mana sampah basah. 
untuk sampah kering selain ada bank sampah di perumahan yang menerima sampah ekonomis. kemudian ada sampah-sampah yang dikirimkan ke pabrik batako. 
baca juga:yuk ajak anak-anak seru-seruan ke kebun stroberi di jalan raya curup-lubuklinggau
tentang sampah basah yang organik selain memanfaatkan limbah dapur untuk sebagai pupuk kemudian sebagai ekoenzim dan mulsa untuk tanaman sayur. 
weny juga memanfaatkan kulit jeruk sebagai bahan untuk mencuci piring. 
cara menggunakannya kulit jeruk dihaluskan. untuk memudahkan menghaluskan kulit jeruk kasih air. jika sudah cukup halus dan tercampur rata akhir dengan kulit jeruknya ampas kulit jeruk membuat piring piring itu lebih kesat. 
menggunakan kulit jeruk untuk mencuci harumnya segar. tentu saja ini lebih ramah lingkungan karena dari bahan alami, tidak akan mencemari air dan tanah. (*)

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Linggau Pos, RABU, 1 MEI 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan