Pria Tewas Diduga Overdosis, MUI Muratara : Cukuplah Musibah Bertubi-tubi Jadi Pelajaran

Pengurus MUI Kabupaten Muratara - Ustadz H. Abdullah, S.Ag -Foto : Angga/Linggau Pos-

MURATARA, KORANLINGGAUPOS.ID – Seorang pria asal Kota Lubuklinggau dikabarkan bernama Frengky alias Mamat tewas diduga overdosis (OD) saat pesta musik remix di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara).

Mamat sebelumnya ikut Pesta Remix dalam hajatan di Desa Batu Kucing, Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Muratara. Meninggalnya  Sabtu, 11 Mei 2024 sekira pukul 16.30 WIB dalam acara OT Wika dari Palembang dan DJ Devi Kity.

Terkait kejadian itu Ketua Majelis Ulama Indonesia  (MUI) Kecamatan Rupit sekaligus Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Ustadz H. Abdullah, S.Ag atau Ustadz Dolet mengungkapkan pada dasarnya dari pihak pemerintah sendiri sudah tegas memberlakukan aturan terkait dengan Pesta Rakyat, dan melarang Pesta Malam untuk meminimalisir pemakaian dan peredaran narkoba.

BACA JUGA:Kabar Gembira, Pemkab Muratara Upayakan Secepatnya Pelantikan PPPK 2023

“Dalam Agama Islam jelas, seperti yang dikatakan oleh nabi, apabila kamu melihat kemungkaran, maka cegahlah dengan tangan mu (dalam hal ini yaitu kekuasaan), hal ini sudah dilakukan oleh umara  dalam hal ini pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara, Bapak Bupati dan Wakil Bupati. Selanjutnya ketika tidak mampu mencegah dengan tangan, maka cegahlah dengan lisan, jika tidak mampu, maka cegahlah dengan hati, dan itulah selemah-lemahnya iman,” terangnya saat diwawancara KORANLINGGAUPOS.ID Minggu 12 Mei 2024.
Sedangkan dalam Islam sendiri, kata dia, sebenarnya musik-musik seperti orgen itu tidak ada, jika kembali ke sejarah awal penyebaran Islam dulu Sunan Kalijaga menggunakan musik yang kita kenal sebagai hadroh atau rebana.

Namun seiring perkembangan zaman, kata Ustadz Dolet, semakin kebarat-baratan alhasil muncullah musik-musik seperti pada zaman sekarang, padahal dalam syariat Islam sendiri tidak ada.

Menurutnya, untuk Daerah Rupit Lawang Agung, untuk seluruh pemerintah baik dari Kades, Lurah, Para pemangku Adat dan Tokoh agama sudah sepakat tidak ada DJ dan Remix.

“Karena hal semacam itu sudah jelas banyak mengundang modharat, seperti berjoget -joget dihadapan banyak orang, menimbulkan syahwat lawan jenis dan itu sudah jelas dilarang oleh agama,” terangnya.

BACA JUGA:Pemkab Muratara Minta Polres Tindaklanjuti Kasus Pria Tewas Overdosis, Kapolres : Masih Penyelidikan

Kemudian beliau menjelaskan, seperti yang dikatakan oleh Nabi, setiap yang memabukkan adalah khamr, dan setiap khamr adalah haram, apapun itu jenisnya selagi memabukkan itu adalah haram.

“Dalam Islam, yang mengalami kematian semacam itu katakanlah dalam keadaan overdosis, sebenarnya kita tidak mempunyai kewajiban untuk mensolatkan, karena hal itu termasuk matinya dalam keadaan murtad. Namun layaknya manusia, tetap kita tunaikan kewajiban untuk memandikan dan mensholatkannya. Maka sangat kita sesalkan, padahal oknumnya bukan warga Muratara, tapi karena lokasinya di kabupaten kita, alhasil nama Muratara juga ikut tercoreng,” jelasnya.

“Nah untuk kejadian semacam ini, kita tidak bisa menyalahkan sebelah pihak saja, karena ini menyangkut semua komponen elemen masyarakat, maka mari kita bersama-sama membenahi ini semua baik dari yang punya hajat, pemerintah setempat, Maupun tokoh masyarakat. Karena jika ini terus terjadi, maka tidak menutup kemungkinan Allah akan menurunkan murkanya di kabupaten kita,” tuturnya.

Ustadz Dolet mengingatkan, cukuplah jadi pelajaran, bencana yang silih berganti menimpa kita.

BACA JUGA: 90,6 Persen Jemaah Lubuklinggau, Muratara Masuk Kategori Resiko Tinggi, Ditempatkan di Kamar Khusus

“Seperti halnya banjir yang mengakibatkan banyak sekali kerugian, seperti jembatan putus dan ratusan bangunan rumah rusak. Nah bisa jadi itu adalah salah satu akibat maksiat yang kita lakukan. Karena jika berbicara perkara dosa atau maksiat ini kaitannya bukan hanya tanggung Ustadz saja, tapi selaku umat Islam wajib kita untuk menghentikannya,” ungkapnya.

Dalam hal ini beliau merasa bersedih, karena belum pernah mengingatkan orang tersebut semasa hidupnya, dan beliau berdoa, semoga orang tersebut tidak menuntut kita di akhirat kelak.

Sebenarnya visi misi orang kafir itu menghancurkan umat Islam bukan dengan cara merobohkan pesantren, membunuh para ulama dan kiyai,  tapi dengan cara menghancurkan anak-anak muda, salah satunya lewat jalan Narkoba.

Dalam pepatah arab jelas sekali mengatakan "Syubbanul yaum, rijalul ghad". Artinya, Anak muda hari ini adalah pemimpin hari esok.

BACA JUGA:Selamat, 2 Prestasi Diraih Polres Muratara dalam Even yang Digelar Polda Sumsel

Namun pemuda kita saat ini banyak yang salah mengidolakan sosok dalam hidupnya, sehingga yang terjadi adalah kekeliruan dan penyimpanan dalam kehidupan, salah satu penyebabnya adalah kurangnya pemahaman agama.

Maka dijelaskan dalam surah Al-Baqarah Ayat 120 mengatakan, bahwa Yahudi dan Nasrani tidak akan rela terhadapmu sampai engkau mengikuti agama mereka.

Nasihat beliau untuk para anak muda, jangan lah terbuai dengan kesenangan sementara yang dapat merusak masa depan mu, karena dirimu adalah harapan Bangsa dan Negara.

Terakhir beliau berharap, mari kita kompak seluruh elemen, baik dari pemerintah maupun masyarakat dan tokoh agama, karena masalah seperti ini tidak bisa hanya dilakukan oleh satu sisi saja, tapi butuh kerjasama yang baik antar elemen, sehingga kejadian semacam ini tidak akan terulang lagi kedepannya.

BACA JUGA:2 JCH Asal Muratara Berangkat Lebih Awal Daripada Jamaah yang Lain, ini Sebabnya

Apalagi hajat yang kita adakan itu dengan niat yang baik, jadi jangan sampai diselipkan hal-hal yang dapat menyebabkan mudhorat yang mengundang murkanya Allah SWT.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan