RS Siloam Silampari Adakan Diskusi Kesehatan, Edukasi Masyarakat Kenali dan Kendalikan Asma
dr. Freddy Panggabean memaparkan materi kepada para peserta di ruang rapat UPT Puskesmas Megang.-Foto : Yezi Fadly -Linggau Pos
Dokter Spesialis Paru RS. Siloam Silampari, dr. Freddy Panggabean foto bersama perwakilan UPT Puskesmas Megang dan para peserta diskusi kesehatan usai acara, Rabu 29 Mei 2024. -Foto : Yezi Fadly -Linggau Pos
Ia kemudian menunjukkan tayangan proyektor kepada para peserta, yang berisi gambar penampang pada saluran pernapasan, mulai dari saluran pernapasan normal hingga ke saluran pernapasan penderita asma.
Lanjutnya, ada berbagai macam fenotip asma yang dapat diidentifikasi, yaitu asma alergi, asma non alergi, asma awitan (onset) lambat, asma dengan obstruksi saluran napas menetap, dan asma dengan obesitas.
Asma alergi merupakan fenotip asma yang paling banyak, yang sering kali muncul pada anak dengan riwayat asma atau alergi pada keluarga.
Asma onset lambat yaitu asma yang gejala muncul ketika orang sudah dewasa atau tua.
BACA JUGA:Edukasi Masyarakat Kenali TBC dan Bahayanya, RS Siloam Silampari Gelar Seminar Kesehatan
Asma dengan obstruksi saluran napas menetap, yaitu asma yang disebabkan karena sudah ada gangguan pada saluran pernapasan sejak lahir.
Diagnosis asma bisa dilakukan dengan beberapa cara, seperti anamnesis yaitu dokter akan mewawancara pasien seputar gejala utama asma, seperti sesak napas, batuk, rasa tertekan di dada dan lain-lain.
Kemudian dilakukan pemeriksaan fisik, dengan melihat bentuk paru-paru pasien, serta pemeriksaan penunjang lainnya.
Selanjutnya dokter akan menilai tingkat kontrol asma pasien melalui pemantauan selama 4 minggu terakhir, untuk dikaji apakah masuk asma terkontrol baik, terkontrol sebagian atau tidak terkontrol, kemudian ditentukan obatnya, dan dilakukan evaluasi secara berkala.
BACA JUGA:RS Siloam Silampari Edukasi Masyarakat Melalui Diskusi Kesehatan
“Jika Bapak/Ibu ada yang mengalami sesak napas, jangan takut untuk segera datang ke puskesmas atau ke rumah sakit, supaya bisa mendapatkan pertolongan, dan jangan lupa membawa kartu BPJS. Jika nanti dinyatakan sehat, akan diberikan obat dan boleh pulang atau rawat jalan.” pungkasnya.
Karena jika dalam kondisi darurat, pasien bisa menggunakan kartu BPJS di semua rumah sakit.
Menurutnya, pasien asma perlu mendapat pengobatan, untuk mencapai kontrol asma yang baik dan mempertahankan aktifitas normal, serta meminimalisir terjadinya serangan asma