Inilah 5 Tradisi Unik Perayaan Malam 1 Suro di Berbagai Daerah, Apa Saja?
Inilah 5 Tradisi Unik Perayaan Malam 1 Suro di Berbagai Daerah, Apa Saja?-Ilustrasi-Tangkapan Layar
KORANLINGGAUPOS.ID - Ada berbagai macam tradisi yang hingga saat ini masih dilestarikan oleh sebagian masyarakat di Indonesia, khususnya masyarakat Jawa pada malam 1 suro yang mana pada malam itu menandakan sebagai awal bulan pertama pada penanggalan kalender Jawa.
Pada tahun 2024 ini, malam 1 suro akan jatuh pada tanggal 7 Juli 2024 dimana akan bertepatan dengan tanggal 1 Muharram dalam sistem penanggalan Hijriyah, tak hanya itu saja malam 1 suro juga diyakini sebagai salah satu momen yang sakral terutama bagi masyarakat Jawa yang masih memegang nilai-nilai dan adat.
Malam 1 Suro juga dikenal sangat erat kaitannya dengan beragam tradisi budaya Jawa, seperti adanya ritual adat perkumpulan sekelompok orang atau kebaktian lainnya yang disertai dengan pagelaran karnaval.
Berikut ini ada 5 tradisi unik perayaan malam 1 suro di berbagai daerah di Indonesia, yakni antara lain :
BACA JUGA:Yuk Bongkar 6 Mitos dan Pantangan Malam 1 Suro 2024 Berdasarkan Kepercayaan Budaya Jawa
1. Jamasan Pusaka
Salah satu tradisi unik pada perayaan malam 1 suro yang pertama adalah jasaman pusaka atau siraman pusaka yang sering dilakukan oleh Keraton Yogyakarta.
Pada upacara ini, serangkaian pusaka Keraton Yogyakarta seperti senjata, kereta perang, perlengkapan berkuda, bendera, tumbuh-tumbuhan, gamelan, dan ijuk akan dibersihkan dengan tujuan untuk menghormati dan menjaga warisan keraton.
2. Kirab Kebo Bule.
BACA JUGA:Kapan Peringatan Malam 1 Suro 2024? Cek Tanggalnya Disini
Kirab Kebo Bule merupakan tradisi unik lainnya yang dilakukan oleh masyarakat Surakarta pada perayaan malam 1 suro, dimana sejumlah kebo bule atau kerbau putih akan diarak keliling kota karena kebanyakan masyarakat Surakarta meyakini bahwa kerbau bule ini adalah keturunan Kebo Bule Kyai Slamet yang dianggap sangat keramat.
3. Upacara Tabot.
Pada malam 1 suro ada tradisi unik lainnya yang kerap dilakukan oleh sebagian masyarakat Bengkulu, salah satunya adalah dengan melakukan upacara tabot dengan tujuan untuk memperingati kepahlawanan dan wafatnya Husein bin Ali Abu Thalib yakni selaku cucu Nabi Muhammad SAW.
Adapun tradisi unik ini dipengaruhi oleh upacara Karbala di Iran dan telah digelar sejak tahun 1685 oleh Syekh Burhanuddin, yang juga dikenal sebagai Imam Senggolo.