Penghapusan Jurusan IPA –IPS Berpolemik, Dosen Universitas PGRI Silampari Angkat Bicara
Dr Rusmana Dewi – Pengamat Pendidikan Sumsel.-Foto : Dokumen-Linggau Pos
Kedua, kebijakan itu akan berpengaruh terhadap guru yang tidak kebagian jam mengajar, terutama berpengaruh kepada sertifikasi mereka.
Mengapa? Sebab ketika ini diterapkan di sekolah, anak boleh memilih sesuai dengan pilihan pelajaran masing-masing.
BACA JUGA:Ketiga Kalinya, Tim Tari SMPN 2 Lubuklinggau Juara FLS2N Tingkat Provinsi Segera Go Nasional
BACA JUGA:SMKN 2 Bersinergi Dengan WE Hotel Lubuklinggau Dalam Sinkronisasi Kurikulum
Maka sekolah akan menyiapkan paket pilihan pelajaran apa saja yang harus diambil dengan alasan ketersediaan kelas.
Sekolah bakal cenderung menyesuaikan Sumber Daya Manusia (SDM) atau guru. Boleh jadi ketika siswa dibebaskan memilih.
Maka bisa dipastikan ada guru yang tidak akan mendapatkan jam mengajar dan jelas akan berpengaruh pada sertifikasi mereka.
Di sisi lain, penghapusan jurusan ini dinilai lebih fleksibel bagi siswa karena tidak dikotak-kotakkan lagi dengan jurusan IPA, IPS atau Bahasa. Sehingga tidak ada diskriminasi prodi ketika hendak melanjutkan kuliah.
BACA JUGA:Mau Masuk Sekolah Kedinasan? Yukk Ketahui Terlebih Dahulu 7 Keuntunganya
BACA JUGA:7 Jurusan Kuliah Paling Top 2024 yang Banyak Peluang Kerjanya, Buruan Intip
Dengan demikian, siswa bisa lebih fokus dalam membangun basis pengetahuan yang relevan dengan minat dan rencana studi lanjutnya.
Namun sebagus apa pun kebijakan, untuk mengubah hal lama ke hal yang baru, kita masih butuh waktu penyesuain diri, kesiapan administrasi, yang pada akhirnya pemerintah harus menyiapkan lapangan kerja sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Namun apakah dengan kebijakan baru ini akan membuat SDM kita semakin baik? Lalu ruang kerja akan semakin mudah di dapat untuk mengembangkan karier seseorang?
Hal ini masih menjadi kajian mendalam para pakar pendidikan, pakar sosial, akdemisi dan lain-lain.