Pengelola Pastikan Wisata Kasie Buka Tidak Ada Penutupan, Lurah Lubuk Tanjung Angkat Bicara
Objek Wisata Sungai Kasie.-Foto: tangkapan layar-Giwang Sumsel.
Bagaimana baiknya, karena warga khususnya pedagang dan petani minta wisata ditutup, sementara pengelola masih membuka wisata tersebut.
"Disamping itu juga jembatan kelingi itu sudah tidak layak lagi dilewati teru, kita khawatir sewaktu-waktu putus bisa mengganggu para petani karena itu akses satu-satunya disana. Apalagi pengunjung sering melintas ramai-ramai," tegasnya.
BACA JUGA:Tawarkan DP Super Murah dan Ukuran Tanah Luas, Ini Profil Perumahan Goa Batu Lubuklinggau
BACA JUGA:Lakukan Sweeping Pastikan Anak di Lubuklinggau Ikut PIN Polio
Sebelumnya Ddalam rapat terungkap jika selama ini adanya dugaan pengerukan aliran sungai kasie menggunakan alat excavator oleh pengurus atau pengelola wisata.
Lalu adanya karcis retribusi sebesar Rp 2500 dengan alasan sebagai uang kebersihan.
“Pengunjung harus bayar kalau mau menyebrang jembatan sungai kasie ini juga sering dikeluhkan dan terungkap di rapat,” ungkap Rajab mewakili pengurus Karang Taruna kelurahan.
Lalu untuk masyarakat setempat terkhusus warga Lubuk Tanjung, Kayuara, Lubuk Aman harus bayar.
BACA JUGA:Masyarakat Minta Uang Parkir Betul-betul Disetor ke Pemerintah
BACA JUGA:Dispora Kota Lubuklinggau Sukses Gelar Badminton Series Walikota Cup 2024
Pengunjung yang mandi menggunakan ban mobil tidak boleh melintasi tempat aliran sungai yang di kelola pengelola.
“Dan Wisata sungai kasie selama ini dikelola secara peribadi dan tidak melibatkan karang taruna. Sampai saat ini belum diketahui terkait izin pengelola wisata sungai kasie tersebut,” tegasnya.
Petani disana pun mengeluh saat pengerukan yang dilakukan pengelola.
Mereka takut sawah mereka kekurangan debit air. Selain itu akan menjadi ancaman para pemilik persawahan kalau air kasie menghantam persawahan.
BACA JUGA:Gaji PNS dan PPPK pada 2025 Naik, Berikut Daftar Gaji dan Tunjangan Setiap Golongan