Dari Kuli Bangunan, Rianto Warga Desa Kalibening Berhasil Menjadi Petani Cabai Memiliki Omset Puluhan Juta

Rianto Saat menunjukan hasil panen cabainya di Perkebunan miliknya-Foto : -MUSLIMIN

Seperti ulat grayak sendiri merupakan ulat yang sangat terkenal pada tanaman sayuran termasuk tanaman cabai, ulat ini termasuk hama yang cukup membahayakan bagi tanaman sayuran.

Ulat grayak sendiri sangat aktif di malam hari menyerang tanaman dan pada siang harinya ulat ini akan bersembunyi di bawah daun,  selain itu ulat grayak juga akan menyerang tanaman secara bersama-sama dalam jumlah yang cukup besar, ulat ini juga akan memakan segala jenis tanaman.

BACA JUGA:Kader Posyandu Terintegritas Kali Asri Desa Kalibening Siap Mengikuti Lombaan Tingkat Sumsel

BACA JUGA:Rivi Warga Desa Kalibening Sukses Membuka Usaha Pembuatan Sopa Berkualitas

Hama ini akan lebih aktif menyerang tanaman pada musim kemarau dengan cara memakan daun hingga ber bagian tepi atas dan bawah tanaman cabai, akibat serangan hama ini dapat menyebabkan daun-daun berlubang secara tidak beraturan.

Dengan begitu kondisi daun tersebut akan menyebabkan terhambatnya proses fotosintesis pada tanaman dan pada akhirnya dapat menurunkan produktivitas tanaman.

Untuk mengatasi permasalahan hama ulat grayak, kalian dapat menerapkan pengendalian hama secara terpadu dengan melakukan beberapa cara mengumpulkan telur dan ulat yang terlihat oleh mata, ulat dan telur tersebut harus

langsung dimusnahkan  untuk memutus rantai kehidupan ulat tersebut di perkebunan cabai.

BACA JUGA:Pasca Panen Padi Petani Musi Rawas Tanam Sayuran Sembari Menunggu Masim Tanam Berikutnya

BACA JUGA:Hasil Panen Anjlok, Petani Musi Rawas Kesulitan Dapat Pupuk Subsidi

Selain itu selalu menjaga kebersihan kebun dari gulma Karen  jika tidak bersih ulat-ulat tersebut akan bersembunyi di gulma tersebut, selain itu bisa juga menggunakan insektisida yang berbahan aktif yang sudah dianjurkan oleh dinas pertanian, jelasnya.

Pada musim tanam kali ini dari mulai pengolahan lahan sampai panen ini sudah menghabiskan dana sekitar Rp 10.000.000,- dengan luas lahan sekitar kurang lebih seperempat hektar, dengan jumlah batang tanaman cabai sekitar 2,300 batang.

Dalam musim tanam sebelumnya dirinya mengaku berhasil mendapatkan keuntungan yang cukup besar dari bertani tanaman cabai ini, karena pada saat itu harga jual cabai mencapai Rp 60.000 perkilonya.

Harapan saya itu semoga harga cabai ini dapat meningkat lagi karena dalam musim tanam kali ini harga cabai per kilonya itu hanya Rp 25.000, dengan harga saat ini dikhawatirkan tidak bisa balik modal. Semoga saja harga nya itu akan naik lagi, di sisa-sisa beberapa kali panen ini,  harapnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan