Kanker Payudara jadi Pembunuh Tertinggi Perempuan Indonesia, Jangan Takut Deteksi Dini
Menkes RI, Budi Gunadi Sadikin melakukan kunjungan ke RSUD Bahteramas Sulawesi Tenggara, Sabtu 7 Desember 2024-Foto : Dok Website Kemenkes RI -
KORANLINGGAUPOS.ID - Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin menegaskan, kanker payudara menjadi pembunuh tertinggi perempuan Indonesia saat ini dari jenis penyakit kanker. Untuk itu ua pun menekankan pentingnya deteksi dini kanker payudara.
Dikutip dari website Kemenkes, Ia menjelaskan pasien penyakit kanker khususnya kanker payudara kenapa banyak yang meninggal, salah satu faktornya karena ketahuannya terlambat. Sudah
stadium tiga atau stadium empat baru terdeteksi. Padahal tegasnya, jika deteksi dini mala kemungkinan hidupnya tinggi dengan teknologi yang sekarang.
Untuk itu ia tak hentinya mengingatkan bagi kaum perempuan untuk tidak takut atau ragu, deteksi dini kanker payudara. Bahkan kedepan, skrining kanker payudara akan menjadi bagian dari program skrining kesehatan yang akan diberikan kepada perempuan usia di atas 40 tahun.
BACA JUGA: Ini Tips Kurangi Resiko Kanker Payudara
BACA JUGA:70 Persen penderita Kanker Payudara Baru Terdeteksi Sudah Stadium Lanjut
"Karena yang berisiko itu perempuan usia di atas 40 tahun," tegas Menkes Budi.
Ia juga menjelaskan, deteksi dini kanker payudara sebenarnya dapat dilakukan di fasyankes tingkat pertama seperti puskesmas dengan memanfaatkan USG.
“Saya minta 10.000 USG di puskesmas tidak hanya untuk memeriksa ibu hamil, tapi juga bisa untuk memeriksa skrining kanker payudara oleh dokter umum,” tegas Menkes Budi.
Jika ada indikasi kanker payudara dapat dirujuk ke rumah sakit untuk dilakukan biopsi atau prosedur pengambilan sampel jaringan, sel, atau cairan tubuh untuk diperiksa di laboratorium sehingga dapat mengetahui tingkat stadium kanker.
BACA JUGA:Hindari Kebiasaan Ini jika Tidak Ingin Terkena Kanker Payudara
BACA JUGA:Wajib Tahu, Inilah 4 Efek Samping Suntik Payudara, Jangan Ngejar Montok Saja!
Menkes menyebutkan kemungkinan hasil pemeriksaan yang buruk menjadi salah satu alasan perempuan enggan melakukan pemeriksaan kanker payudara.
“Banyak perempuan nggak mau dimamografi, karena mereka takut menerima kenyataan kalau ada apa-apa," ungkapnya.