Yuni Pengusaha Kreatif Asal Lubuk Linggau Kembangkan Usaha Dendeng Pucuk Ubi
Owner Dendeng Pucuk Ubi Wak Idah Yuni menunjukan varian menu Dendeng Pucuk Ubi Wak Ida buatannya- Foto : Dok. Pribadi-
KORANLINGGAUPOS.ID– Saat pandemi Covid-19 pada tahun 2020 melanda, banyak usaha yang gulung tikar. Berdampak pada naiknya angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) saat itu.
Namun tidak bagi pemilik usaha Dendeng Pucuk Ubi Wak Idah Yuni.
Ia justru melihat peluang ditengah krisis pandemi Covid-19, dengan memanfaatkan sumber daya alam singkong yang melimpah di sekitar rumahnya.
Saat dibincangi KORANLINGGAUPOS.ID, Jumat 3 Januari 2025 Yuni mengatakan usaha dendeng pucuk ubi dimulai dari banyaknya hasil sumber daya alam singkong di sekitar rumah, yang tidak dimanfaatkan oleh warga sekitar.
BACA JUGA:Berawal Menjadi Karyawan, Kini Agus Warga Musi Rawas Bisa jadi Pengusaha Mebel. Ini Tipsnya
BACA JUGA:Belajar jadi Pengusaha Muslim dengan Kuliah di Prodi Ekonomi Syariah UIN Al-Azhaar Lubuk Linggau
Berbagai varian Dendeng Pucuk Ubi Wak Idah-Foto : Dok. Pribadi-
“Tetapi tidak hanya itu saja, waktu Covid-19 tidak boleh keluar rumah dan sangat banyak angka pengangguran akibat di PHK, sehingga dari situlah ia mendapatkan ide untuk membuka usaha rumahan dendeng pucuk ubi,” ungkap Yuni.
Untuk dendeng yang dijual, bukan seperti dendeng pada umumnya yang terbuat dari daging sapi, melainkan diolah dari pucuk ubi atau daun singkong yang ditumbuk dan dibentuk seperti dendeng pada umumnya.
Menu dendeng pucuk ubi ada tiga varian, yaitu Dendeng Cabe Ijo Rp 23.000, Dendeng Cabe Merah Rp 25.000dan Dendeng Original Rp 17.000.
Dendeng Cabe Merah jadi best sellernya.
Dendeng Pucuk Ubi Wak Idah merupakan inovasi yang belum ada sebelumnya di Kota Lubuk Linggau, tetapi untuk dendeng pucuk ubi sudah ada di daerah Sumatera Barat dan Bengkulu.
Meskipun sudah ada di beberapa tempat, untuk dendeng pucuk ubi yang Yuni produksi berbeda, baik dari segi rasa, tekstur, maupun bentuknya.
“Bahan dasarnya daun ubi atau singkong dari petani sekitar rumah saya yang sudah kerjasama. Sehari bisa produksi 100-200 pcs. Per pcs berisi beratnya 110 gram,” jelasnya.
Ia menambahkan, untuk pasaran dendeng pucuk ubi sudah sampai berbagai wilayah Indonesia.
Dendeng pucuk ubi dijual secara online baik di market flash dan media sosial @dendengpucukubiwakidah.
Sedangkan offline dijual toko-toko di daerah Bengkulu, Palembang, Sumatera Barat, Lampung, dan Batam.
Bagi kalian yang ingin mencoba Dendeng Pucuk Ubi Wak Idah bisa datang langsung ke Jalan Kamandanu, No 28, RT 05, Kelurahan Majapahit, Kecamatan Lubuk Linggau Timur I, Kota Lubuk Linggau, Provinsi Sumsel.