Komitmen Pembangunan Jalan Tol ke Lubuklinggau Tentukan Dukungan Masyarakat untuk Capres Cawapres
Eka Rahman - Pengamat Politik-foto : dokumen linggau pos-
LUBUKLINGGAU, LINGGAUPOS.BACAKORAN.CO - Peneliti Lembaga Dejure Riset Konsulting (DRK), Kurniawan Eka Saputra mengatakan tidak relevan sebenarnya menganalisasi kontestasi pemilihan presiden dari daerah, karena bagaimanapun analisa harus berbasis pada gejala-gejala dan kecenderungan politik terkait pemilihan presiden/wapres. Apakah itu yang terjadi di ‘panggung depan atau panggung belakang’, sebagaimana yang dikemukakan oleh Erving Goffman dalam Teori Dramaturgi.
Kurniawan Eka Saputra - Peneliti Lembaga DRK
“Saya tidak berpretensi untuk mengkalkulasi peluang kemenangan/ketidakmenangan ke-3 pasangan capres/cawapres tersebut di Kota Lubuklinggau dalam Pilpres 2024 mendatang. Karena tentu saja akan banyak faktor yang mempengaruhi, bahkan ada faktor yang sekarang belum terjadi seperti pergerakan tim kampanye, sosialisasi secara massive maupun komodifikasi politik.”
Selanjutnya bahwa dengan jumlah pemilih Kota Lubuklinggau berdasarkan DPSHP (daftar pemeilih sementara hasil perbaikan) sebanyak 166.540, DPSHP Sumatera Selatan sebanyak 6.340.712 dari pemilih DPSHP Nasional sebanyak 204,8 juta pemilih.
“Sebenarnya tidak terlalu signifikant terhadap kemenangan/ketidak menangan pasangan capres/cawapres dalam kontestasi Pilpres 2024,” katanya kemarain.
Menurutnya, tim kampanye paslon lebih melirik provinsi lain seperti Jawa Barat dengan 35,7 juta pemilih, Jawa Timur dengan 31,4 juta pemilih, maupun Jawa Tengah dengan 28,3 juta pemilih.
BACA JUGA:Kok Prabowo Belum Daftar Capres? Ini Penyebabnya
Namun, sebagai bahan telah tentu bacaan tentang bagaimana kekuatan masing-masing capres/cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), Ganjar Pranowo-Mahfudz MD (GAMA) serta Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming (PG) di Kota Lubukkinggau dapat dilihat dari beberapa aspek antara lain :
Pertama, dapat dibaca dari siapa Parpol pendukung capres/cawapres tersebut? serta bagaimana perolehan kursinya di wilayah ini ? AMIN di dukung oleh Partai Nasdem, PKS dan PKB serta parpol non parlemen, lalu GAMA didukung oleh PDIP, Partai Hanura serta PPP serta parpol non parlemen dan PG di dukung oleh Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN, Partai Demokrat serta PBB.
Jika dikomparasikan di Kota Lubuklinggau, misalnya maka PG di dukung lebih banyak suara parlemen Golkar 5 kursi, Gerindra 5 kursi, Partai Demokrat 3 kursi dan PBB 2 kursi. Artinya Koalisi Indonesia Maju (KIM) menguasai 50% kursi legislatif. Dengan Asumsi bahwa ‘mesin parpol’ bergerak sesuai dengan dukungan terhadap pasangan capres tertentu, maka akan tergambar diatas kertas bahwa koalisi KIM dengan Paslon PG memiliki potensi besar untuk mendomimasi suara pilpres 2024.
Meskipun sangat memungkinkan dukungan pemilih kepada capres/cawapres tidak sama dan sebangun dengan dukungan terhadap parpol/calon legislatif dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
BACA JUGA:Sosialisasi Pemilih Pemula Tergilas Isu Capres
Kedua, parameter lain adalah bagaimana basis jaringan dukungan pemilih tradisiional. Sebagaimana diketahui bahwa di komunitas tertentu PDIP punya pemilih tradisional dan militan. Demikian juga PKS sebagai partai kader yang memiliki pemilih loyal.
Jika dikaitkan dengan dukungan parpolnya, maka sangat mungkin misalnya kader PKS preferensi pilihannya akan ke pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar karena PKS mengusung paslon ini. Demikian halnya para pemilih militan PDIP, sangat mungkin preferensi pilihannya kepada pasangan Ganjar Pranowo-Mahfudz MD.