Ayah Bunda, Ada 3 Hal yang Mempengaruhi IQ Anak

Dalam mengukur IQ, menggunakan tes intelegensi umum yang terdiri atas soal-soal berpikir di bidang pengamatan ruang, manipulasi bilangan maupun penggunaan bahasa-Foto : googleusercontent -

Dengan penelitian berbasis kuesioner multisenter, Archita melibatkan 1.065 siswa sekolah di India berusia 12-16 tahun yang berasal dari kota besar, kota biasa, dan desa.

Dari penelitian ditemukan bahwa berbagai faktor lingkungan seperti tempat tinggal, latihan fisik, pendapatan keluarga, dan pekerjaan serta pendidikan orang tua sangat memengaruhi IQ seorang anak.

BACA JUGA:Wacana Pemekaran Bengkulu dan Sumsel, Bentuk Provinsi Baru, 6 Wilayah ini Terlibat

BACA JUGA:Ini Provinsi Wilayahnya Sempit Tapi Terkaya di Pulau Sumatera, yang Memilih Keluar dari Sumsel

Bahkan, peneliti menemukan bahwa tempat tinggal yang lebih layak di India menunjukkan IQ anak yang lebih baik termasuk faktor kebiasaan aktivitas fisik yang lebih tinggi bagi anak-anak dari kota dalam survei tersebut mengindikasikan bahwa lingkungan yang kurang layak bagi tumbuh kembang anak serta kebiasaan aktivitas fisik yang minim, bisa membuat IQ anak lebih rendah.

Disamping itu, studi juga mengungkapkan bahwa faktor latar pendidikan orang tua juga memengaruhi IQ anak. 

Dikutip dari Detik Edukasi, dalam studi, IQ anak bisa lebih tinggi ketika memiliki orang tua yang memiliki pendidikan dengan jenjang yang tinggi.

Kedua, paparan bahan kimia

BACA JUGA:Ada 8 Wilayah di Sumsel Diprediksi BMKG Bakal Hujan Petir dan Hujan Ringan pada Selasa, 17 Desember 2024

BACA JUGA:Ini Upaya Diskominfo Atasi Wilayah Blank Spot di Musi Rawas

Mengejutkan, bahan kimia yang banyak terkandung dalam produk rumah tangga dapat merusak IQ anak. Ini hasil studi yang terbit di PLOS One pada 10 Desember 2014 oleh Pam Factor-Litvak dan kawan-kawan.

Anak-anak akan lahir dengan nilai IQ jauh lebih rendah ketika dilahirkan oleh wanita yang terpapar sejumlah besar bahan kimia dalam tubuhnya selama kehamilan.

Penelitian ini melibatkan 328 ibu di perkotaan dan anak-anak mereka. Para ilmuwan mengukur bahan kimia tersebut dengan melihat jumlah ftalat yang ada dalam urin ibu pada trimester 3.

Setelah itu, dilakukan tes IQ pada anak-anak usia  7 tahun lebih. 

Dalam tes mengevaluasi seberapa cepat seorang anak memproses informasi, bagaimana mereka menggunakan penalaran persepsinya, bagaimana anak tersebut menggunakan memori kerjanya, dan tes tersebut menguji pemahaman verbal anak-anak ini.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan