Begini Pola Asuh Terbaik Hadapi Anak Balita

Reporter: HIKMAH |

Editor: SULIS |

Selasa , 19 Dec 2023 - 19:21

Orang tua perlu belajar parenting tentang pola asuh anak yang tepat.-Foto : hellosehat.com -

begini pola asuh terbaik hadapi anak balita                            menerapkan pola asuh mendidik anak bukan hal yang mudah. apalagi, menjadi orang tua tidak ada sekolahnya. namun ingat, man jadda wajada (barangsiapa bersungguh-sungguh pasti berhasil). 
laporan hikmah, lubuklinggau
koranlinggaupos.id - maka sungguh-sungguh dalam mempelajari ilmu parenting untuk menerapkan pola asuh yang baik adalah salah satu jalan yang baik untuk ditempuh.
hal ini disampaikan karla ratna selaku host dalam bincang pola asuh pengelolaan emosi anak usia 3 tahun tersebut saat menghadirkan psikolog tarika isnaningtyas.,s.psi.,m.psi. 
baca juga:sman bingin teluk muratara budidayakan kebun hidroponik ‘iluk farm’
dilansir dari akun youtube @tv100 pada selasa, 19 desember 2023, tarika yang merupakan psikolog anak yayasan pendidikan islam di ponegoro surakarta yang setiap hari menghadapi anak-anak beragam segala problematikanya berbagi ilmu penting tentang pola asuh anak, terutama saat masih balita.
bagaimana caranya?
tarika menjelaskan pentingnya pola asuh dalam mengatasi anak usia 3 tahun yang jika marah sering berteriak atau bahkan membuang barang disekitarnya hingga timbul ketakutan orang tua akan hal membahayakan yang bukan hanya untuk dirinya saja namun juga untuk orang lain. 
ketika ingin melihat anak usia 3 tahun terlebih dahulu orang tua harus mengetahui perkembangan anak tersebut mulai dari perkembangan emosinya, karena orang tua tidak bisa menyamakan antara anak yang usia 3 tahun dengan anak usia 10 tahun apalagi orang dewasa karena pengelolaan emosi jelas berbeda. 
baca juga:simak keunggulan kalau kamu kuliah di pascasarjana unmura 
perkembangan emosi anak usia 3 tahun pertama masih belajar untuk mengekspresikan emosinya, sebenarnya ketika dia membuang barang dan sebagainya itu adalah bentuk ekspresi emosinya.
“dia sebenarnya marah, sebel sama dirinya, setiap anak itu bermacam-macam cara mengekspresikannya, kadang ada yang membuang barang, kemudian ada yang berteriak, hingga gulung-gulung itu tantrum ketika usia anak 2 sampai 4 tahun dan sudah mulai stabil 5 tahun,” kata tarika.
pasti anak juga mengalami perkembangan emosi salah satunya yang harus dilalui adalah tantrum karena kenapa karena justru dengan tantrum ini orang tua dapat mengajari anak-anak untuk mengenali dirinya sendiri bahwa dia sedang emosi.
“jadi mungkin yang dilakukan tadi adalah anaknya sebenarnya sedang mengekspresikan atau sedang menunjukkan kepada orang tuanya bahwa dia itu sedang marah tapi mungkin adalah caranya saja yang salah,” ungkapnya.
baca juga:kiat memilih jurusan kuliah
yang harus orang tua ketahui bahwa dalam usia 3 tahun sangat wajar ketika emosi anak masih meledak-ledak dan biasa ditunjukkan dengan berteriak.
kemudian ada yang memukul, membuang barang, ada yang juga menendang karena itu adalah fase-fase perkembangan emosi anak di usia 2 sampai 5 tahun.
memang anak-anak harus diajarkan bagaimana mengelola emosinya itu dari dari usia dini supaya nanti bisa melewati masa tantrumnya tidak keterusan bahkan sampai besar kan masih ada kadang-kadang yang belum selesai dengan masa tantrumnya.
pada perkembangan emosi anak usia 3 tahun ini anak sudah mulai mengenali emosinya bahwa dia lagi marah dan mulai belajar untuk bisa lebih bersabar seperti nunggu giliran.
baca juga:calon presiden mahasiswa wajib punya karakter ini
pada usia ini juga anak sudah bisa menceritakan yang sebenarnya dirasakan, jadi anak harus bisa menceritakan bahwa mereka sedang marah.
apalagi usia 3 tahun beda sama 10 tahun anak sudah tahu dia marah dan dia kesal, biasanya anak yang marah dan membuang barang penyebabnya adalah hal yang dia inginkan tidak terpenuhi.
nah kalau di usia-usia seperti itu orang tua harus mendengar anak supaya mereka merasa tidak diabakan.
kemudian pola asuh seperti anak tidak diberi kesempatan untuk berbicara dan mengertinya hanya marah-marah dengan orang di sekitarnya.
baca juga:jurusan terbaik top 10 kampus di rumania 
sehingga orang tersebut mengecap anak sering marah-marah dan mukul itu adalah anak nakal.
namun sebenarnya orang-orang harus buka mindset bahwa itu adalah fase perkembangan emosi yang harus dilewati anak.
supaya anak bisa mengekspresikan dengan cara yang tepat orang tua dapat memperhatikan dan pelajari masalah anaknya tentunya juga harus didampingi dan dibimbing oleh orang tua.(*)

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Linggau Pos, RABU, 20 DESEMBER 2023

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan