Marianto, Warga Musi Rawas yang Sukses Tanam Kembang kol di Dataran Rendah
![](https://linggaupos.bacakoran.co/upload/90f457b7421f6e046b278983f418eeb5.jpg)
Roni Merianto, S.P menunjukan tanaman kembangkol miliknya yang terletak di Desa Air Lesing Kecamatan Muara Beliti -Foto : Muslimin-
MUSI RAWAS, KORANLINGGAUPOS.ID – Tanaman kembang kol merupakan sejenis sayuran yang biasanya tumbuh di dataran tinggi dan identik dengan udara yang sejuk.
Namun ternyata tanaman kembang kol juga dapat tumbuh dengan normal, di dataran rendah dengan udara yang cukup panas.
Hal ini dapat dibuktikan oleh Roni Merianto, S.P, salah seorang petanu di Musi Rawas. Ia berhasil menanam kembang kol di lahan dataran rendah dengan hasil yang cukup memuaskan.
Saat wawancarai i mengatakan jika awal mula tertarik untuk mengembangkan tanaman kembang kol ini, karena melihat teman yang ada di Desa P1 Mardiharjo Kecamatan Purwodadi, yang lebih dulu berhasil menanam tanaman kembang kol.
Selain itu untuk pemasarannya juga sangat menggiurkan karena harga yang ditawarkan itu cukup tinggi.
Setelah berkonsultasi dengan teman-teman yang telah berhasil membudidayakan tanaman ini, ia memutuskan untuk ikut serta membudidayakan tanaman Kembang Kol ini.
Untuk lahan sendiri memiliki luas sekitar setengah hektar, yang terletak di Desa Air Lesing Kecamatan Muara Beliti.
"Dengan luas lahan tersebut saya berhasil menanam tanaman kembang kol sebanyak 2.200 batang tanaman kembang kol," ungkapnya kepada KORANLINGGUAPOS.ID, Sabtu 8 Februari 2025.
Ia mengaku bibit tanaman kembang kol ini dapat dipindahkan diusia sekitar 20 hari setelah penyemaian, untuk pemanenan sendiri tanaman kembang kol ini di usia 45-50 hari setelah tanam(HST). Tanaman ini juga terbilang cepat waktu pemanenannya.
“Dalam satu rumpun tanaman kebangkol yang dirinya tanam ini berpotensi memiliki berat antara 800-1000 gram perumpunnya. Hal ini menandakan jika pertumbuhan tanaman ini sangat normal," jelasnya.
Untuk lahan sendiri dirinya tidak menggunakan mulsa karena manfaat penggunaan mulsa ini salah satunya itu untuk menekan pertumbuhan gulma, karena waktu panennya itu singkat maka dirinya putuskan tidak menggunakan mulsa.
Keunggulan tidak menggunakan mulsa ini pada saat tanaman ini berusia 2 minggu itu bisa dilakukan penimbunan tanah ke akar tanaman kembang kol ini, hal ini perlu dilakukan untuk menahan akar tanaman.