Pendiri Pesantren Modern Ar-Risalah Lubuklinggau Hadiahkan Tongkat untuk Anies Baswedan, Ternyata ini Maknanya

Pendiri Pesantren Modern Ar-Risalah dan Ponpes Mazro’illah Lubuklinggau Dr (Hc) KH Syaiful Hadi Maafi menyerahkan tongkat ukiran khas Sumsel kepada Calon Presiden Republik Indonesia Nomor Urut 1 Anies Baswedan saat datang ke Pesantren Modern Ar-Risalah, S-Foto : Dokumen -Pesantren Modern Ar-Risalah

BACA JUGA:Anies Baswedan ke Kota Lubuklinggau, ini yang Dijanjikannya pada Pedagang Pasar Inpres

 Pak Anies, kata Abah Haji, juga mengemukakan sendiri dengan banyaknya guru –guru terbaik dari sekolah swasta yang diangkat jadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) cukup berpengaruh pada sekolah swasta. Yang notabene telah melatih guru selama ini.

“Itu namanya pembredelan perguruan swasta. Apa yang disampaikan Pak Anies, dia sudah membuka mata bangsa kita, bahwa hal-hal yang sebenarnya tidak baik, oleh karena sudah menahun dianggap biasa-biasa saja. Padahal itu tidak baik. Dan saya belum melihat atau mendengar calon presiden yang lain menangkap adanya masalah itu, kecuali Anies. Jadi apa yang dirasa oleh rakyat dalam bentuk ketidakadilan dikemukakan oleh Anies di Ar-Risalah,” tuturnya. 

Sebelumnya diberitakan, pesan penting disampaikan Anies Baswedan dalam pertemuannya dengan ribuan guru swasta di Pesantren Modern Ar-Risalah, Senin 18 Desember 2023.

Anies  merasakan ketidakadilan bidang pendidikan khususnya ketimpangan kebijakan antara Sekolah Swasta dan Sekolah Negeri.

BACA JUGA:Ribuan Guru di Musi Rawas, Lubuklinggau, Muratara Sambut Anies Baswedan di Ponpes Ar-Risalah

“Sekolah swasta maupun negeri dua-duanya mendidik anak-anak Indonesia. Orang tua mereka sama-sama bayar pajak. Jadi kenapa harus dibedakan? Maka kita ingin kesetaraan hadir pada semua, dana dari negara hadir untuk semua baik perguruan swasta maupun negeri, fasilitasnya sama,” tutur Anies.

Dan yang harus diingat, terang Anies, kalau ngga ada perguruan swasta siapa yang menampung anak-anak kita yang tidak tertampung ke sekolah negeri .

“Sekolah swasta bukan kompetitior. Berterima kasihlah pada perguruan swasta. Karena justru lembaga pendidikan swasta penyelamat anak-anak. Kecuali kalau ketersediaan bangku di sekolah negeri sudah cukup. Karena pada kenyataannya, kalau sekolah negeri bangkunya belum cukup. Maka penting bagi negara hadir memberikan kesetaraan bagi sekolah negeri maupun sekolah swasta,” jelasnya.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan