Rayakan Hari Valentine 14 Februari 2025, Apakah Haram Hukumnya dalam Islam? Ini Menurut Buya Yahya

KORANLINGGAUPOS.ID-  Hari Valentine atau Valentine’s Day yang jatuh pada 14 Februari sering diperingati sebagai momen untuk mengungkapkan kasih sayang, terutama di negara-negara Barat.

Namun, dalam pandangan Islam, perayaan Hari Valentine atau Valentine’s Day ini menimbulkan kontroversi.

Salah satu ulama terkemuka, Buya Yahya, menegaskan bahwa merayakan Hari Valentine atau Valentine’s Day bertentangan dengan ajaran Islam.

Menurut Buya Yahya, slogan utama Hari Valentine adalah cinta dan kasih sayang.

BACA JUGA:Sambut Hari Valentine 2025, WE Hotel Lubuk Linggau Hadirkan Promo Eksklusif

Dalam Islam, cinta dan kasih sayang adalah nilai yang sangat diajarkan, selama tidak melanggar syariat.

Namun, beliau menyoroti bahwa banyak kaum Muslim yang keliru memahami makna Hari Valentine dan tanpa sadar justru ikut serta dalam perayaannya tanpa menyadari dampaknya.

Buya Yahya menjelaskan bahwa dalam Islam, setiap hukum harus dipahami berdasarkan hakikat dan asal usulnya.

Dalam konteks ini, umat Islam harus memahami sejarah dan latar belakang Valentine’s Day sebelum menentukannya sebagai sesuatu yang boleh atau tidak boleh dirayakan.

BACA JUGA:BCL dan Tiko Aryawardhana Bagikan Potret Rayakan Valentine Day

Dalam penjelasannya, Buya Yahya menyebutkan bahwa sejarah Hari Valentine berasal dari ritual yang bertentangan dengan akidah Islam.

Beberapa sumber menyatakan bahwa sebelum dirayakan oleh umat Nasrani, Valentine’s Day merupakan perayaan yang berkaitan dengan kelahiran tuhan dalam kepercayaan Romawi Kuno.

Dalam tradisi Kristen, perayaan ini juga dikaitkan dengan Santo Valentino, seorang tokoh Nasrani yang dihormati setelah wafat pada tanggal 14 Februari.

Meskipun asal usulnya berbeda-beda, bahkan di kalangan Nasrani sendiri ada yang menolak perayaan ini, fakta yang tidak bisa diabaikan adalah perayaan ini bukan berasal dari ajaran Islam.