RSUD Prabumulih Terlilit Hutang, Begini Penjelasan Direktur

Direktur Utama RSUD Kota Prabumulih, drg. Sri Widiastuti memberikan klarifikasi, Raby 19 Februari 2025. Foto : Dok. Sunateraekspres.id--
KORANLINGGAUPOS.ID - Beberapa minggu terakhir viral isu RSUD Kota Prabumulih Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) teelilit hutang.
Angkanya fantastis. Hutang obat-obatan tercatat mencapai Rp18,5 miliar, sementara untuk bahan medis habis pakai (BMHP) dan reagent mencapai Rp4,3 miliar, membuat publik menduga ada praktik korupsi dalam pengadaan obat-obatan.
Hal ini membuat Organisasi Masyarakat (Ormas) Suara Informasi Rakyat Sriwijaya (SIRA) menggelar aksi orasi di depan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumatera Selatan (Sumsel).
Mereka mendesak pihak berwenang mengusut tuntas dugaan penyelewengan dalam proses pengadaan obat di RSUD Prabumulih, SIRA menuntut kejelasan dan transparansi terkait pengelolaan keuangan RSUD Kota Prabumulih tersebut.
BACA JUGA:Jelang Pelantikan, Bupati dan Wakil Bupati Muba Terpilih Lakukan ini di RSUD Sekayu
Atas isu yang berkembang itu, Rabu 19 Februari 2025 klarifikasi disampaikan Direktur Utama (Dirut) RSUD Kota Prabumulih, drg. Sri Widiastuti yang mengakui adanya hutang yang terkait dengan pembelian obat-obatan di RSUD Prabumulih.
"Masalah ini bukanlah sesuatu yang baru, melainkan merupakan akumulasi dari hutang-hutang yang ditinggalkan oleh para direktur sebelumnya, s6aya juga menerima limpahan hutang puluhan miliar dari direktur sebelumnya dan sampai sekarang 6terus kita cicil hutang tersebut," jelas drg. Sri Widiastuti.
Menurutnya, setiap direktur yang menjabat memang meninggalkan hutang sebagai bagian dari beban keuangan rumah sakit yang terus diusahakan untuk diselesaikan, dan pihaknya saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terkait besarnya total hutang belanja obat tersebut.
Dilansir dari sumateraekspres id drg. Sri mengungkapkan beberapa program unggulan yang dijalankannya berperan dalam meningkatkan beban hutang RSUD, seperti layanan cuci darah atau hemodialisa.
BACA JUGA:RSUD Muara Beliti di Musi Rawas Bakal jadi RSJ
BACA JUGA:Direktur Tekankan RSUD Muara Beliti Masih Beroperasi
Ditambah biaya operasional yang cukup besar, seperti perbaikan gedung yang bocor dan peningkatan fasilitas rumah sakit, juga menyumbang pada akumulasi hutang yang ada sebelumnya.
Maka drg. Sri Widiastuti mengungkapkan, Manajemen RSUD sudah berkoordinasi dengan Pemkot Prabumulih dan instansi terkait untuk mencari solusi terbaik, diantara langkah yang sudah diambil adalah mengajukan surat kepada BPKP untuk melakukan review terkait masalah ini agar dapat ditemukan solusi yang tepat nantinya.