Perempuan Haid Ziarah Kubur Apakah Diperbolehkan? Begini Hukumnya Menurut Empat Mazhab

Buatkan foto keren wanita berdoa di Ziarah Kubur-Ilustrasi -
Selain itu, Mazhab Maliki juga menyarankan agar perempuan tidak mengenakan pakaian mencolok atau menggunakan wewangian berlebihan saat berziarah.
Mazhab Syafi'i
Mazhab Syafi'i memiliki pandangan yang berbeda dibandingkan dengan Hanafi dan Maliki.
BACA JUGA:Jelang Ramadan Kirim Doa Kepada Orang Tua yang Berpulang, Berikut Tuntunan dan Doa Ziarah Kubur
Dalam Mazhab Syafi'i, ziarah kubur bagi perempuan haid hukumnya makruh, yang berarti tidak berdosa jika dilakukan tetapi lebih baik ditinggalkan.
Hal ini disebabkan karena adanya potensi lebih banyak mudarat dibanding manfaatnya.
Oleh karena itu, perempuan yang sedang haid dianjurkan untuk tidak berziarah jika tidak memiliki keperluan mendesak.
Mazhab Hanbali
Mazhab Hanbali juga memandang bahwa perempuan yang sedang haid sebaiknya tidak melakukan ziarah kubur.
BACA JUGA:Waktu yang Baik Ziarah Kubur Jelang Bulan Ramadhan, Ini Jawaban Ustaz Abdul Somad
Hukumnya makruh, yang berarti tidak dianjurkan tetapi tidak sampai menjadi haram.
Sama seperti Mazhab Syafi'i, mereka berpendapat bahwa lebih baik bagi perempuan haid untuk tidak berziarah demi menghindari potensi gangguan emosional atau fitnah yang mungkin timbul.
Meskipun terdapat perbedaan pendapat di antara empat mazhab, secara umum hukum ziarah kubur bagi perempuan haid tidak mutlak haram.
Mazhab Hanafi dan Maliki memperbolehkan, selama tidak ada tangisan berlebihan atau hal yang bisa menimbulkan fitnah.
BACA JUGA:Jamaah Umroh BMMT Travel dari Muratara Masih Ziarah City Tour di Kota Madinah
Sementara itu, Mazhab Syafi’i dan Hanbali lebih menyarankan untuk tidak melakukannya karena alasan kemaslahatan.
Oleh karena itu, keputusan untuk berziarah tetap bergantung pada kondisi individu masing-masing dan niatnya dalam melakukan ibadah tersebut.