Kenaikan Harga Pangan di Lubuk Linggau, Masyarakat Harus Bijak Mengatur Keuangan

Maysaroh, Pedagang Cabe di Pasar Bukit Sulap, Kota Lubuk Linggau -Foto :meidi/koranlinggau.id-
LUBUK LINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID - Memasuki bulan suci Ramadhan 2025/1446 H, harga beberapa komoditas pangan di Pasar Bukit Sulap Kota Lubuk Linggau, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengalami kenaikan yang signifikan.
Kenaikan harga ini terjadi pada beberapa komoditas pangan seperti daging ayam, daging sapi, dan cabai.
Pantauan KORANLINGGAUPOS.ID di lapangan, harga daging ayam naik sekitar Rp 5.000 - Rp 6.000 per kilogram, dari Rp 30.000 menjadi Rp 35.000 sampai Rp 36.000. Sementara itu, harga cabe juga mengalami kenaikan yang drastis.
Salah seorang pedagang cabe, Maysaroh, mengatakan bahwa harga cabe naik satu hari setelah memasuki bulan suci Ramadhan.
"Cabe rawit sebelumnya Rp 40.000 sampai Rp 60.000 per kilogram, sekarang menjadi Rp 70.000 sampai Rp 80.000 perkilogramnya," ucapnya kepada KORANLINGGAUPOS.ID, Senin 3 Maret 2025.
Kemudian, cabe merah yang sebelumnya Rp 60.000, saat ini menjadi Rp 70.000 perkilogramnya.
"Yang paling mahal saat ini adalah cabe rawit caplak yang tembus hingga Rp 100.000 perkilogramnya, dari yang sebelumnya hanya Rp 70.000 perkilogram," lanjutnya.
Sedangkan harga daging sapi naik sekitar Rp 15.000 per kilogram, dari Rp 120.000 sampai Rp 125.000 perkilogram menjadi Rp 140.000 perkilogram.
"Kenaikan harga pangan ini sudah biasa jika memasuki bulan suci Ramadhan, bahkan nanti akan naik lebih tinggi jika sudah dekat dengan hari raya Idul Fitri," ujarnya.
Kenaikan harga komoditas pangan ini membuat beberapa pedagang dan konsumen merasa keberatan.
"Saya keberatan dengan kenaikan harga seperti ini karena untung dari penjualan sangat sedikit, tapi mau bagaimana lagi kenaikan harga ini membuat saya harus menambah biaya produksi dan harga jual, sehingga saya khawatir akan mengalami kerugian," katanya.
Sementara itu, salah seorang konsumen, Yati, juga mengatakan bahwa kenaikan harga ini membuatnya harus mengeluarkan biaya lebih untuk membeli kebutuhan pokok.