Abon Ikan Pedo dan Kain Batik Alpukat Universitas PGRI Silampari Ramaikan APEKSI 2025 di Surabaya

Wali Kota Lubuk Linggau H Rachmat Hidayat, M.I.Kom dan Wakil Wali Kota Lubuk Linggau H Rustam Effendi, SH menunjukkan Abon Ikan Pedo karya Mahasiswa Universitas PGRI Silampari di APEKSI Surabaya, Kamis 8 Mei 2025-Foto : Dok. UNPARI-

LUBUK LINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID – Pemerintah Kota Lubuk Linggau hadir dan berpartisipasi dalam Musyawarah Nasional (Munas) VII Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) di Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur 8-11 Mei 2025.

Yang menarik adalah, Wali Kota Lubuk Linggau H Rachmat Hidayat, M.I.Kom dan Wakil Wali Kota Lubuk Linggau H Rustam Effendi, SH membawa produk unggulan Lubuk Linggau, salah satunya karya Mahasisawa Universitas PGRI Silampari (UNPARI).

“Iya, Alhamdulillah, Pak Wali dan Pak Wawako dalam APEKSI 2025 mempertunjukkan produk kebanggaan Mahasiswa UNPARI, yaitu Abon Ikan Pedo, Kain Batik Alpukat, dan Syal Batik Alpukat,” tutur Ketua Himpunan Wanita UNPARI Hj Santi Mariami, M.Pd melalui Dosen UNPARI Ratih Eka Sakti, SE, MM dengan penuh rasa bahagia.

Ia menjelaskan, produk unggulan Mahasiswa UNPARI yang dihadirkan dalam Apeksi di Surabaya, ada 9 pcs Abon Ikan Pedo, 3 Syal Batik Alpukat, 5 Kain Batik Alpukat yang terdiri dari 1 Batik Cap, 3 Batik Lukis dan 1 Batik Tulis.

BACA JUGA:Prodi Biologi UNPARI Sukses Adakan BLF 2025, Berikut Nama-nama Pemenangnya

BACA JUGA:Guru Honorer Muba Ungkap Perjuangannya untuk Lulus PPG di UNPARI Lubuk Linggau


Syal Batik Alpukat karya Mahasiswa Universitas PGRI Silampari dipamerkan di APEKSI Surabaya, Kamis 8 Mei 2025--

Keunggulan Batik Alpukat antara lain:

1) Dari sisi motif yang terinspirasi dari bentuk dan warna buah alpukat, menjadikannya berbeda dari batik pada umumnya. Motif ini menarik secara visual dan memiliki ciri khas yang kuat.

2) Motif alpukat menggambarkan potensi alam Kota Lubuklinggau sebagai daerah penghasil alpukat. Hal ini memperkuat identitas budaya lokal dan menambah nilai historis pada produk.

3) Desain batik yang modern dan segar membuatnya diminati oleh kalangan muda, sehingga mampu memperluas target pasar dan menjaga eksistensi batik di kalangan milenial dan Gen Z.

4) Batik Alpukat dapat dikembangkan menjadi berbagai produk seperti pakaian, tas, aksesori, dan suvenir. Hal ini memberi peluang diversifikasi produk yang bernilai jual tinggi.

5) Dengan keunikan motif dan kekuatan cerita lokal, Batik Alpukat memiliki potensi tinggi untuk dijual di pasar lokal, nasional, hingga internasional. Ini menjadi peluang bisnis yang menjanjikan, terutama jika dipadukan dengan strategi branding dan pemasaran digital yang tepat.

BACA JUGA:Tahap 1 Tahun 2025, Universitas PGRI Silampari Dapat 1.188 Mahasiswa PPG Guru Tertentu

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan