Gangguan Pendengaran Tidak Hanya Terjadi pada Lansia Saja, Ini Penyebabnya

Pasien saat melakukan pemeriksaan menggunakan tes audiometrik di RS AR Bunda Kota Lubuk Linggau -Foto : Dok RS Ar Bunda Kota Lubuk Linggau-
LUBUK LINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID - Gangguan pendengaran hanya terjadi untuk orang Lanjut Usia (Lansia). Ternyata hal ini tidak benar.
Dokter Spesialis Telinga Hidug Tenggorokan (THT) di RS Ar Bunda, dr. Sarah Noviliasari Sp.THT,KL melalui media sosial RS AR Bunda Kota Lubuk Linggau berikan penjelasan. Ia menegaskan jika gangguan pendengaran tidak hanya terjadi pada orang yang sudah tua saja.
"Tidak seperti itu. Hanya saja memang sering dijumpai pada orang yang sudah memasuki usia Lansia. Tetapi gangguan pendengaran itu bisa terjadi pada semua usia. Baik anak-anak, dewasa hingga Lansia," tegas dr Sarah.
Penyebabnya pun jelas dr Sarah, bermacam-macam.
BACA JUGA:Jangan Sepelekan Kesehatan Mental, ini Jenis dan Gejala Gangguan Mental yang Sering Terjadi
BACA JUGA:Suka Foto Selfie Lalu Posting di Media Sosial, Bisa Jadi Mengalami Gangguan Kepribadian
"Bisa karena sering terpapar suara bising, pada anak-anak biasanya yang sering menggunakan headset, atau bisa juga disebabkan adanya sumbatan atau infeksi pada telinga sehingga menyebabkan terjadinya gangguan pendengaran," ungkapnya.
Di RS AR Bunda Lubuk Linggau, untuk mengetahui apakah pasien mengalami gangguan pendengaran biasanya mereka melakukan pemeriksaan pendengaran dengan audiometrik. Saat dicek, nanti ada suara yang didengarkan melalui headset. Jika pasien mendengar suara maka tekan tombol yang disiapkan. Pemeriksaan ini dilakukan terutama digunakan untuk pasien dewasa.
Lalu apa itu tes audiometrik ?
Dikutip dari alodokter, tes audiometri merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mengevaluasi kemampuan mendengar dan mendeteksi masalah pada pendengaran sejak dini. Gangguan pendengaran bisa menyerang siapa saja, mulai dari bayi, dewasa, hingga lansia.
BACA JUGA:Hilangkan Stigma Buruk Tentang Gangguan Kesehatan Jiwa, Ini Dampaknya
Tes audiometri dilakukan menggunakan sebuah mesin yang disebut audiometer untuk menghasilkan suara dengan volume dan frekuensi yang berbeda-beda. Tak hanya untuk mendeteksi gangguan pendengaran, tes audiometri juga dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan rutin (check-up).
Saat tes audiometri dimulai, audiolog akan memainkan berbagai suara, seperti bunyi dan ucapan, dengan volume, frekuensi, dan interval yang berbeda ke kedua telinga. Hal ini bertujuan untuk menentukan rentang kemampuan pendengaran masing-masing telinga.