Masih Ada Rumah Peninggalan Pangeran Amak, Begini Legenda Nama Desa Semangus

Rumah Pangeran H Amak di Desa Semangus Lama Kecamatan Muara Lakitan, Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) masih terawat dengan baik oleh keturunannya- -foto dokumen Pamong Budaya Kabupaten Musi Rawas--

KORANLINGGAUPOS.ID - Rumah peninggalan Pangeran H Amak di Desa Semangus Lama dan rumah peninggalan Depati Agent di Desa Semangus Baru masih terawat dengan baik oleh keturunannya, bahkan perabotan rumah tangga masih ada.

Di Desa Semangus Lama Kecamatan Muara Lakitan, Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) masih ada rumah bersejarah peninggalan rumah pangeran H. Amak, sedangkan di Desa Semangus Baru ada rumah Depati Agent.

"Rumah peninggalan tersebut masih terawat dengan baik oleh keturunannya," demikian kata Pamong Budaya Kabupaten Musi Rawas, Emiliana S.Pd, M.M kepada KORANLINGGAUPOS.ID.  

Informasi tersebut didapatkan Emil panggilan akrap Emiliana pada saat mendampingi tim dari Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia (BRIN RI) melakukan penelitian di Desa Semangus Lama dan Semangus Baru beberapa hari lalu.

BACA JUGA:Rumah Bersejarah Peninggalan Pangeran Roes di Muara Lakitan Musi Rawas Saat ini Masih Berdiri Kokoh

BACA JUGA:RSUD dr Sobirin Pangeran Moehamad Amin Tetap Buka Layanan 24 Jam Selama Libur Lebaran

Emil menjelaskan  masih ada perabotan rumah tangga peninggalan pangeran H. Amak dan Depati Agent.  Berdasarkan cerita dari pemangku adat  bahwa konon ceritanya bahwa asal usul nama Desa Semangus adalah dari banyaknya ikan sema yang didapatkan oleh warga pada saat menangkap ikan dengan cara menjala, menjaring, memancing.

Sehingga ikan ini menjadi ciri khas di desa ini karena banyaknya ikan sema tersebut maka penduduk mengawetkan ikan dengan cara dijemur dan bahkan diasap menjadi salai karena pada saat memasaknya ikan ini tidak dijaga tapi sambil ditinggalkan mengerjakan pekerjaan lainnya, sehingga ikan menjadi hangus  (angos ), maka dari itu desa ini dinamakan Semangos (Semangus ).

Dari cerita pemangku adat , sesepuh desa bahwa dari zaman nenek moyang mereka sudah bermukim di daerah pinggiran Sungai Musi  dan  Sungai Semangus.  "Pada zaman dahulu mereka  bergantung pada sungai untuk keperluan rumah tangga, transportasi, menangkap ikan dan perdagangan antar masyarakat, antar desa dan bahkan kecamatan," paparnya.

Hingga kini masyarakat Desa Semangus Lama dan Semangus Baru pandai membuat ikan salai. Membuat ikan salai merupakan salah satu untuk mengawetkan ikan secara alami tanpa bahan pengawet. Dengan disalai ikan menjadi kering sehingga tahan lama untuk disimpan. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan