Sang Putri Ungkap Pesan Penting Jemaah Haji Lubuk Linggau Sebelum Wafat di Madinah
Herawati dan sang ayah H Ali Kebar (alm) yang baru saja berdoa di Raudhoh Masjid Nabawi. -Foto: Dokumen Pribadi-
KORANLINGGAUPOS.ID-Duka masih menyelimuti keluarga H Ali Kebar warga Jl Garuda RT 08 Kelurahan Watas Kota Lubuk Linggau.
Pasalnya, jamaah haji KBIHU Armina asal Kota Lubuk Linggau yang tergabung dalam Kloter PLM 15 itu wafat di Rumah Sakit Al Salam Madinah dekat Masjid Nabawi, Ahad 29 Juni 2025 sekitar pukul pukul 04.40 WAS.
Alm. H Ali Kebar meninggalkan 6 anak dan 12 cucu tersayang. Herawati, putri keempat almarhum yang mendampingi H Ali Kebar selama berhaji sempat mengungkapkan banyak kenangan berkesan tentang sang ayah.
“Ayuk ni (Herawati,red) berangkat ngawani Bapak (Ali Kebar,red) untuk nggantike ibu yang sudah meninggal lebih dulu tahun 2022 lalu,” tutur Herawati saat dihubungi KORANLINGGAUPOS.ID via telepon, Senin siang 30 Juni 2025.
BACA JUGA:Jamaah Haji Sampai di LubukLinggau 2 Juli 2025
BACA JUGA: Jemaah Haji Lubuk Linggau - Muratara Siap-siap Kembali ke Tanah Air
Hera pun menyebut panjang perjuangan sang ayah hingga akhirnya bisa menunaikan haji dengan lancar dan akhirnya wafat di Madinah.
“Bapak itu punya banyak tanah. Saat jual tanah kami sudah bilang ke Bapak, agar hasil jual tanah itu dipakai saja untuk daftar haji dengan Mamak. Tapi Bapak dan Mamak sangat ada dari 6 anak mereka menjadi abdi Negara. Karena kalau kerja di pemerintahan dipandang bagus oleh masyarakat. Salah satu yang diharapkan itu Hera. Dan uang hasil jual tanah itu berharapnya bisa dipakai Hera tes polisi. Tapi Hera belum sampai daftar tes Polisi, duit sudah habis. Hera merasa bersalah nian dengan kejadian ini. Oleh seab itu, setiap hari Hera berdoa, semoga Allah SWT datangkan rejeki agar Bapak dan Mamak bisa daftar haji,” tutur Hera.
Dan ternyata rejeki datang, sang ayah jual tanah untuk PT yang membutuhkan batu.
“Dari jual tanah ini Bapak dan Mamak waktu itu langsung ngomong sama kami, keenam anaknya ini, ‘Cak mano Aku nak daftar haji’. Begitu tanya Bapak saat itu. Awal tahun 2012 kami kawani Bapak dan Mamak daftar haji. Tahun 2021 kami dapat kabar keberangkatan haji Mamak dan Bapak sudah dekat. Mamak semangat nian, tapi badanya sudah mulai sakit-sakitan. Dan Maret 2022 Mamak meninggal,” tutur Hera.
BACA JUGA:Kisah Warga Sumsel Gagal Jadi Haji Furoda, Modusnya Unik Perlu Diwaspadai
BACA JUGA:Daftar Tunggu Haji Lubuk Linggau 25 Tahun, Seorang Jemaah Wafat Tahun 2025
Sepeninggal Mamak, Bapak pun yang tadinya sehat walafiat jadi mulai sakit-sakit juga.
“Mungkin beliau rindu jadi kepikiran Mamak,” tutur Hera menduga.