Perluas Kemitraan, Begini Cara Penggilingan Gabah untuk Kerjasama dengan Bulog Lubuk Linggau
Kepala Bulog Cabang Lubuklinggau Mukhlis Affandi.-Foto: Mukmin/Linggau Pos-
BACA JUGA:Bulog Lubuk Linggau Salurkan Beras SPHP, Musi Rawas Dijadwalkan 14 Agustus
BACA JUGA:Petani Musi Rawas Keluhkan Teknik Jual Jagung ke Bulog
Setelah dinyatakan memenuhi syarat, penggilingan akan dikontrak dengan kuantum tertentu, misalnya 10 ton.
Dalam kontrak tersebut, mitra diwajibkan menyetor uang jaminan, namun nilainya relatif kecil.
Bulog juga menanggung biaya proses mulai dari pengeringan hingga penggilingan, dengan tarif rata-rata Rp900 sampai dengan Rp950 per kilogram.
“Biaya itu sudah termasuk jasa pengeringan, penggilingan, sampai pengantaran beras ke gudang Bulog. Sedangkan untuk pengiriman gabah ke lokasi penggilingan, itu tanggung jawab kami,” tambahnya.
BACA JUGA:Dinas Ketahanan Pangan dan Bulog Jual Beras SPHP, Catat Jadwalnya
BACA JUGA:Tergiur Harga Fantastis, Petani G1 Mataram Musi Rawas akan Jual Gabah ke Bulog
Saat ini yang belum maemasuki panen raya sebagian besar petani masih berada pada fase tanam, sehingga pasokan gabah masih terbatas.
“Sekarang yang aktif hanya 1–2 penggilingan saja, karena bahan baku gabah belum banyak tersedia. Tapi setelah panen raya nanti, kita perkirakan lebih banyak yang bisa beroperasi,” ujarnya.
Dengan pola kemitraan ini, Bulog berharap dapat menjamin kontinuitas suplai beras di wilayah MLM. Kerja sama dengan penggilingan lokal juga diharapkan mampu meningkatkan kapasitas serapan gabah petani dan menjaga stabilitas harga di tingkat produsen.