Minim Siswa, Berharap Perhatian dari Pemerintah

SENI - Neni laila, S.Pd selaku guru seni budaya, sedang mengajar murid kelas IX.-Foto : Hikmah/Linggau Pos-

LUBUKLINGGAU, LINGGAUPOS.BACAKORAN.CO – Sekolah Menengah Pertama (SMP) Bakti Keluarga (BK) berdiri dibawah nanungan Yayasan Pendidikan Bakti Keluarga. Yayasan Pendidikan Bakti Keluarga yang menaungi SMP dan SMA merupakan Yayasan miik Ir. H. Suparman.

Sekolah jenjang menengah pertama ini dipimpin oleh Megi Mardiansah, S.Pd, sejak 2017 sampai dengan sekarang. 

BACA JUGA:Terapkan Islamic Character Building ke Anak Didik

SMP BK berdiri di lokasi strategis di tengah-tengah Kota, yang terletak dipinggir jalan raya beralamat di Jalan Yos Sudarso KM 6, Kelurahan Taba Pingin, Kecamatan Lubuklinggau Selatan 2.

Kegiatan belajar dan mengajar di SMP BK, mulai Senin-Kamis dan Sabtu pukul 07.30-12.30 WIB, sedangkan Jumat pukul 07.30-11.00 WIB. Dengan waktu dan jadwal yang efesien tersebut, sangat cocok untuk murid.

BACA JUGA:Sediakan TPA Usia 1 Sampai 6 Tahun

Adapun pembelajaran yang diterapkan di sini menggunakan Kurikulum K13, dengan menjalankan konsep yang mengarah pada proses pengembangan peserta didik menjadi pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan masyarakat, berbangsa, bernegara, dan berperadaban dunia.

“Selain mengajarkan ilmu pengetahuan, Kami juga menyeimbangkan bekal murid untuk di akhirat, dengan melakukan pembiasaan shalat wajib dzuhur, sunnah dhuha, tahfidz, dan hafalan surat-surat pendek, dan Kami juga mempunyai ekstrakurikuler futsal untuk murid mengembangkan bakatnya,” ungkap Megi saat dijumpai, Sabtu (28/10/2023). 

BACA JUGA:Hafalan Surat Pendek di Setiap Pertemuan

Namun disisi lain SMP BK sangat memprihatinkan, karena murid yang menimba ilmu disana sangat sedikit, dengan total keseluruhan anak hanya berjumlah 40 orang. Terlihat dari banyaknya ruang kelas yang kosong bahkan ditutup. Saat ini hanya 3 ruang kelas yang digunakan untuk kegiatan belajar dari 15 ruang kelas yang ada, untuk tenaga pengajar berjumlah 27 orang.

“Semoga Pemerintah melirik Kami ataupun sekolah swasta lain yang ada di Lubuklinggau, dan melihat kondisi yang memprihatinkan dengan kurangnya murid hingga banyak ruang yang kosong. Diharapkan juga agar Pemerintah dapat membatasi kuota murid di sekolah negeri, untuk mendukung sekolah swasta berkembang dengan baik, jika adanya murid yang memadai,” harapnya.(hpd)

 

 

<<< KEMBALI KE KORAN <<<

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan