Damri Aktif Layani Penumpang, ini Jadwal Keberangkatan Bus Damri Rute Lubuk Linggau - Musi Rawas - Muratara
Kepala Pengawas Satuan Pelayanan Terminal Tipe A Simpang Periuk, M. Sa’ad Ujang, SE.-Foto: Damri.-
KORANLINGGAUPOS-Terminal Tipe A Simpang Periuk hingga kini masih melayani angkutan perintis Damri dengan tiga trayek aktif, yakni Terminal Simpang Periuk–Cecar SP9 Musi Rawas, Terminal Simpang Periuk–Simpang Nibung Muratara, dan Terminal Simpang Periuk–Bingin Teluk Muratara.
Masing-masing trayek dioperasikan oleh dua armada yang beroperasi setiap hari dengan jadwal keberangkatan rutin.
Kepala Pengawas Satuan Pelayanan (Wassatpel) Terminal Tipe A Simpang Periuk, M. Sa’ad Ujang, SE, mengatakan bahwa total terdapat enam armada yang beroperasi secara bergantian di ketiga trayek tersebut.
“Satu trayek ada dua armada. Jadi ada yang berangkat dan ada yang balik, mereka saling berpapasan di jalan,” ujarnya.
BACA JUGA:Rekrutmen Pegawai BUMN Perum DAMRI Lulusan SMA dan SMK dicari, Segini Besaran Gaji Pegawainyanya
BACA JUGA:PO DAMRI Tawarkan Layanan Angkutan Bus Terbaik Kepada Pemkot Palembang
Untuk trayek Terminal Simpang Periuk–Bingin Teluk Muratara berangkat lebih pagi, yakni pukul 06.30 WIB untuk keberangkatan pertama dan pukul 13.30 WIB untuk keberangkatan kedua.
“Sedangkan untuk trayek Terminal Simpang Periuk–Simpang Nibung Muratara, armada pertama berangkat pukul 07.00 WIB, dan disusul keberangkatan kedua pukul 09.00 WIB,” jelasnya.
Sa’ad menambahkan, layanan Damri tersebut masih mendapatkan subsidi dari pemerintah, agar tarif tetap terjangkau oleh masyarakat.
“Kalau tidak disubsidi, ongkosnya bisa mencapai Rp 60 ribu sampai Rp 70 ribu dari Cecar SP9 Musi Rawas ke Terminal Simpang Periuk. Tapi dengan subsidi, tarif Damri ke Cecar hanya Rp 25 ribu,” jelasnya.
BACA JUGA:Selain Layani Rute Musi Rawas dan Muratara, DAMRI Buka Rute Baru Banyuasin-Palembang
BACA JUGA:Bus DAMRI Tetap Beroperasi Selama Libur Lebaran
Sementara itu, trayek Megang Sakti yang sebelumnya beroperasi kini ditarik, karena masyarakat di wilayah tersebut dinilai sudah mandiri dan memiliki banyak pilihan moda transportasi menuju Lubuklinggau, termasuk dari arah Palembang dan Banyuasin.
Terkait jumlah penumpang, Sa’ad menyebutkan tingkat keterisian armada saat ini rata-rata mencapai 40 persen dari kapasitas kursi.