QS: Al Baqarah (Ayat 85 - 158)
Al-Quran Sebagai Obat Penyakit Lahir dan Bathin.-foto: -Madaninews.id
a wa kullamâ ‘âhadû ‘ahdan nabadzahû farîqum min-hum, bal aktsaruhum lâ yu'minûn
Mengapa setiap kali mereka mengikat janji, sekelompok mereka melanggarnya? Bahkan, sebagian besar mereka tidak beriman.
وَلَمَّا جَاۤءَهُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ عِنْدِ اللّٰهِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَهُمْ نَبَذَ فَرِيْقٌ مِّنَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَۙ كِتٰبَ اللّٰهِ وَرَاۤءَ ظُهُوْرِهِمْ كَاَنَّهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَۖ ١٠١
wa lammâ jâ'ahum rasûlum min ‘indillâhi mushaddiqul limâ ma‘ahum nabadza farîqum minalladzîna ûtul-kitâba kitâballâhi warâ'a dhuhûrihim ka'annahum lâ ya‘lamûn
Setelah datang kepada mereka Rasul (Nabi Muhammad) dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, sebagian orang yang diberi Kitab (Taurat) melemparkan Kitab Allah itu ke belakang punggung (tidak menggubrisnya) seakan-akan mereka tidak tahu.
وَاتَّبَعُوْا مَا تَتْلُوا الشَّيٰطِيْنُ عَلٰى مُلْكِ سُلَيْمٰنَۚ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمٰنُ وَلٰكِنَّ الشَّيٰطِيْنَ كَفَرُوْا يُعَلِّمُوْنَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَآ اُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوْتَ وَمَارُوْتَۗ وَمَا يُعَلِّمٰنِ مِنْ اَحَدٍ حَتّٰى يَقُوْلَآ اِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْۗ فَيَتَعَلَّمُوْنَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُوْنَ بِهٖ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهٖۗ وَمَا هُمْ بِضَاۤرِّيْنَ بِهٖ مِنْ اَحَدٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِۗ وَيَتَعَلَّمُوْنَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْۗ وَلَقَدْ عَلِمُوْا لَمَنِ اشْتَرٰىهُ مَا لَهٗ فِى الْاٰخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍۗ وَلَبِئْسَ مَاشَرَوْا بِهٖٓ اَنْفُسَهُمْۗ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ ١٠٢
wattaba‘û mâ tatlusy-syayâthînu ‘alâ mulki sulaimân, wa mâ kafara sulaimânu wa lâkinnasy-syayâthîna kafarû yu‘allimûnan-nâsas-siḫra wa mâ unzila ‘alal-malakaini bibâbila hârûta wa mârût, wa mâ yu‘allimâni min aḫadin ḫattâ yaqûlâ innamâ naḫnu fitnatun fa lâ takfur, fa yata‘allamûna min-humâ mâ yufarriqûna bihî bainal-mar‘i wa zaujih, wa mâ hum bidlârrîna bihî min aḫadin illâ bi'idznillâh, wa yata‘allamûna mâ yadlurruhum wa lâ yanfa‘uhum, wa laqad ‘alimû lamanisytarâhu mâ lahû fil-âkhirati min khalâq, wa labi'sa mâ syarau bihî anfusahum, lau kânû ya‘lamûn
Mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa Kerajaan Sulaiman. Sulaiman itu tidak kufur, tetapi setan-setan itulah yang kufur. Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babilonia, yaitu Harut dan Marut. Padahal, keduanya tidak mengajarkan sesuatu kepada seseorang sebelum mengatakan, “Sesungguhnya kami hanyalah fitnah (cobaan bagimu) oleh sebab itu janganlah kufur!” Maka, mereka mempelajari dari keduanya (malaikat itu) apa yang (dapat) memisahkan antara seorang (suami) dan istrinya. Mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan (sihir)-nya, kecuali dengan izin Allah. Mereka mempelajari sesuatu yang mencelakakan dan tidak memberi manfaat kepada mereka. Sungguh, mereka benar-benar sudah mengetahui bahwa siapa yang membeli (menggunakan sihir) itu niscaya tidak akan mendapat keuntungan di akhirat. Sungguh, buruk sekali perbuatan mereka yang menjual dirinya dengan sihir jika mereka mengetahui(-nya).
وَلَوْ اَنَّهُمْ اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَمَثُوْبَةٌ مِّنْ عِنْدِ اللّٰهِ خَيْرٌۗ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَࣖ ١٠٣
walau annahum âmanû wattaqau lamatsûbatum min ‘indillâhi khaîr, lau kânû ya‘lamûn
Seandainya mereka benar-benar beriman dan bertakwa, pahala dari Allah pasti lebih baik, seandainya mereka mengetahui(-nya).